Halaman
IPA SMP/MTs Kelas VIII
237
Konsep dan Penerapan
Getaran, Gelombang, dan
Optika dalam Teknologi
Setelah mempelajari materi bab ini, kamu diharapkan dapat:
1.
mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya.
2.
mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
3.
menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan
lensa.
4.
mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bab XIV
Tujuan Pembelajaran
Pernahkah kamu bermain gitar? Bila senar gitar kita getarkan (dipetik) maka senar akan
tampak bergetar naik turun di sekitar lintasan senar itu sendiri. Saat itu pula kita akan mendengar
bunyi dari senar yang bergetar tersebut. Konsep getaran dan gelombang sangat erat sekali
hubungannya. Alat-alat musik, bunyi-bunyian, cahaya, dan gelombang laut adalah merupakan
contoh aplikasi getaran dan gelombang dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber:
www.img.blogcu.com
238
IPA SMP/MTs Kelas VIII
•
Getaran
•
Cahaya, cermin, lensa
•
Gelombang
•
Alat-alat optik
•
Bunyi
Sifat-Sifat
Gelombang Cahaya
Peta Konsep
Getaran dan Gelombang
Pengertian getaran
Parameter getaran
Gelombang
Gelombang trans-
versal dan
Gelombang
longitudinal
Sifat
gelombang
Gelombang bunyi
Gelombang Cahaya
Getaran
Gelombang
mekanik dan
elektromagnetik
Periode
Frekuensi
Amplitudo
Alat-Alat
Optik
Karakteristik
Gelombang Bunyi
Resonansi
Kata Kunci
Lup
Kaca mata
Mikroskop
Teropong
Cermin
Datar
Cekung
Cembung
Lensa
Cembung
Cekung
IPA SMP/MTs Kelas VIII
239
A.
Konsep Getaran serta Parameter-
Parameternya
1. Getaran
Perhatikan gambar 14.1 benda bergerak dari titik seimbang P ke posisi Q dan O secara
bolak-balik dan berulang secara periodik. Jika benda yang bergetar berhenti, maka benda itu
berhenti di titik P. Titik P disebut titik seimbang.
Gerak bolak-balik secara periodik (berulang) melalui titik keseimbangan disebut gerak
getaran. Setiap benda yang bergetar memiliki frekuensi, periode dan amplitudo (
simpangan
maksimum
). Frekuensi, amplitudo, dan periode antara dua getaran dapat bernilai sama,
dapat pula berbeda.
Getaran pada benda dapat berupa:
a.
Getaran ujung batang
b.
Getaran selaras
c.
Ayunan sederhana
Getaran pada gambar 14.1, semuanya mempunyai frekuensi tunggal, maka sering disebut
getaran tunggal. Getaran tunggal yang lintasannya berupa garis lurus disebut
getaran selaras
.
Getaran tunggal yang terjadi pada peristiwa ayunan disebut
ayunan sederhana
. Titik P disebut
titik seimbang, simpangan terjauh dinamakan
amplitudo
(
A
). Pada getaran batang dan ayunan
sederhana jarak P
′
Q : P
′
O :
A
(amplitudo). Gerak dari O - P - Q - P - O disebut
satu
getaran sempurna
.
Getaran ujung batang
Getaran selaras benda
Ayunan sederhana
Gambar 14.1
Berbagai bentuk getaran
P
′
P
′
240
IPA SMP/MTs Kelas VIII
2. Periode
Coba kamu perhatikan kembali gambar 14.1.
Gerak dari P - Q - P - O - P membutuhkan waktu, waktu tersebut dinamakan periode
(
T
). Gerak dari P - Q - P - Q - P disebut satu getar penuh.
Periode
adalah waktu untuk melakukan satu getaran sempurna
Dalam praktik laboratorium pengukuran periode bandul sering dilakukan. Agar
pengukuran periode lebih teliti jumlah ayunan harus banyak. Makin banyak jumlah ayunan
pengukuran periode makin teliti.
Misalnya kita mengukur waktu untuk melakukan 10 getaran sempurna, tercatat waktu 4
sekon, periode getaran itu (
T
) =
=
=
Berapa periode getaran jika 20 getaran sempurna dilakukan dalam waktu 3 menit?
Waktu dalam Sistem Internasional selalu dinyatakan dengan satuan sekon, sehingga untuk
soal tersebut periode getarannya:
T
=
T
=
9 sekon
3. Frekuensi
Jumlah getaran yang dilakukan benda dalam satu sekon dinamakan frekuensi (
f
).
Contoh:
a.
Sebuah benda di ujung pegas melakukan gerak getaran, selama 1 sekon melakukan 10
getaran sempurna, frekuensi getaran itu
f
= 10 getaran/sekon.
b.
Sebuah benda melakukan 5 getaran sempurna dalam 0,2 detik, berapa frekuensinya?
Jawab:
Frekuensi getaran tersebut:
f
=
=
→
f
= 25 getaran/sekon
IPA SMP/MTs Kelas VIII
241
Satuan frekuensi dalam:
-
Sistem Internasional adalah Hertz (Hz) atau cps (cycle per second) atau getaran/
sekon.
-
Satuan lain:
k Hz
=
1.000 Hz = 10
3
Hz
M Hz = 1.000.000 Hz = 10
6
Hz
G Hz
= 1.000.000.000 Hz = 10
9
Hz
4. Hubungan antara Frekuensi dengan Periode
Benda melakukan 5 getaran dalam satu sekon, maka:
f
=5 Hz
T
=
sekon
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi adalah kebalikan dari periode.
f
=
f
= dalam Hz
T
= dalam sekon (s)
B.
Gelombang
Gelombang didefinisikan sebagai getaran yang merambat. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita jumpai peristiwa gelombang, misalnya gelombang air laut, gelombang radio, dan
gelombang cahaya.
1. Gelombang mekanik
Gelombang yang digunakan untuk siaran radio, televisi, dan telepon seluler adalah
gelombang elektromagnet, sedangkan gelombang tsunami, gelombang pada tali, dan gelombang
bunyi merupakan contoh gelombang mekanik.
Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium dalam penjalarannya,
sedangkan gelombang elektromagnet dapat menjalar melalui ruang hampa dan juga dapat
menjalar pada medium.
242
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Gambar 14.3
Gelombang transversal (arah
getar dan arah rambat gelombang tegak
lurus)
Perhatikan percobaan sederhana dengan tangki riak pada gambar 14.2.
Batu kecil dijatuhkan di permukaan air di S. Pada
permukaan air timbul gelombang yang merambat
dari S ke tepi tangki riak melalui kertas di P.
Kertas di P bergerak naik turun berulang-ulang
(P bergetar), tetapi kertas tidak berpindah
tempat. Dengan kata lain energi getaran
berpindah dari sumbernya (S) ke titik lain
termasuk ke titik P. Gangguan keseimbangan
yang menimbulkan gelombang disebut usikan.
Jadi
gelombang
adalah pola perambatan getaran atau usikan yang menjalar atau
perambatan energi getaran
Gelombang tidak memindahkan medium, tetapi memindahkan energi getaran dari sebuah
sumber ke tempat lain.
2. Gelombang transversal dan longitudinal
Lakukan percobaan dengan tali dan pegas seperti gambar 14.3 dan 14.4.
Gelombang seperti gambar 14.3 disebut gelombang transversal dan gelombang seperti
gambar 14.4 disebut gelombang longitudinal.
a. Gelombang Transversal
Perhatikan gambar 14.3, pada gelombang transversal tali, tali bergetar naik dan turun
gelombang menjalar horizontal sehingga terbentuk gunung dan lembah gelombang, jadi arah
rambatan gelombang tegak lurus arah getaran. Gelombang demikian disebut
gelombang
transversal
.
Gambar 14.4
Gelombang longitudinal (arah
getara dan arah rambat gelombang searah)
P
Gambar 14.2
Tangki riak
S
IPA SMP/MTs Kelas VIII
243
Gelombang transversal hanya dapat merambat dengan baik pada zat padat dan permukaan
zat cair.
b. Gelombang Longitudinal
Perhatikan gambar 14.4, getaran pegas arahnya horizontal, gelombang merambat arahnya
horizontal dari A ke B. Gelombang demikian disebut
gelombang longitudinal
. Gelombang.
Gelombang longitudinal mempunyai arah getaran dan rambatan sejajar atau segaris.
Gelombang longitudinal dapat merambat dengan baik pada zat padat, cair, maupun gas.
3. Panjang gelombang (
λλ
λλ
λ
)
Gelombang yang menjalar mempunyai kecepatan sehingga jarak tempuhnya dirumuskan
sesuai perumusan gerak lurus beraturan. Yang dimaksud panjang gelombang adalah jarak
yang ditempuh gelombang dalam satu periode.
Menurut kinematika gerak:
s = vt
, dalam satu periode
t
=
T
Sehingga:
S
=
λ
=
v
.
T
→ λ
=
atau
v = f
λ
a. Gelombang Transversal
Pada gelombang transversal, terdapat puncak dan lembah seperti gambar 14.5.
(a)
(b)
-
ABCDE atau BCDEF disebut satu gelombang.
-
ABC disebut gunung gelombang.
-
CDE disebut lembah gelombang.
-
ABC atau CDE disebut perut gelombang.
-
Titik B, D, F, H, J disebut puncak gelombang atau titik perut (P)
-
Titik A, C, E, G, I dan K disebut titik simpul (s)
-
Panjang garis ACE atau garis BF disebut panjang gelombang.
Gambar 14.5
Gelombang transversal dengan perut dan simpul
v
= kecepatan gelombang (m/s)
f = frekuensi (Hz)
λ
= panjang gelombang (m)
244
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Amplitudo gelombang adalah simpangan terbesar dari materi yang bergetar disingkat (A)
Titik simpul = titik yang tidak mempunyai simpangan, diberi simbol (S)
Titik perut = titik yang simpangannya terbesar, dengan simbol (P)
Waktu yang dibutuhkan gelombang agar gelombang berpindah dari A sampai E (lihat Gambar
14.5) disebut
periode
(
T
).
b. Gelombang Longitudinal
Gambar 14.6 merupakan gerak gelombang longitudinal pada slingki. Ciri khas gelombang
longitudinal adalah adanya rapatan dan renggangan
-
Bagian yang merapat disebut rapatan.
-
Bagian yang merenggang disebut renggangan.
-
Jarak antara 2 rapatan atau 2 renggangan yang berurutan disebut panjang gelombang
(
λ
).
-
Panjang gelombang diberi notasi lamda (
λ
) dengan satuan meter.
-
Bunyi merupakan salah satu contoh gelombang longitudinal.
4. Hubungan antara cepat rambat, frekuensi, dan
panjang gelombang
Periode
(
T
) adalah waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk menempuh satu
gelombang. Satuan dalam Sistem Internasional adalah
sekon
.
Frekuensi
(
F
) adalah jumlah gelombang yang melalui sebuah titik tiap sekon. Dilihat
dari definisi tersebut hubungan antara periode dengan frekuensi adalah berbanding terbalik.
Hubungannya:
f
=
Cepat rambat gelombang
adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu
sekon notasi kecepatan gelombang (
v
) dalam Sistem Internasional satuannya meter/sekon.
Gambar 14.6
Gelombang longitudinal dengan rapatan dan renggangan
IPA SMP/MTs Kelas VIII
245
Hubungan antara cepat rambat, frekuensi dan panjang gelombang sebagai berikut:
Bila
t
=
T
, maka
s
=
λ
s
=
v
.
t
→
λ
=
v
.
T
sedangkan
T
=
atau
v
=
f
.
λ
Keterangan :
v
= cepat rambat gelombang (ms
-1
)
λ
= panjang gelombang (m)
f
= frekuensi (Hz)
5. Pemantulan gelombang
Gejala pemantulan gelombang mudah
diamati melalui tangki riak (
riple tank
).
Perangkat ini terdiri dari bak air dari kaca
tembus pandang yang dangkal
+ 3 cm,
berkaki seperti meja yang tingginya kira-
kira 50 cm. Selain itu dilengkapi pula
dengan penggetar (
vibrator)
, lampu dan
bidang pemantul dari bahan aluminium.
Lihat gambar 14.7 di samping!
a. Front Gelombang Bola
Bila bola bergetar di permukaan
air, pola gelombangnya seperti gambar
14.8 di samping.
Gelombang demikian disebut
gelombang melingkar (
sferik)
. Ling-
karan-lingkaran itu disebut
muka/front
gelombang
.
Muka gelombang
adalah garis
hubung yang menghubungkan titik-titik
yang berjarak sama dari sumbernya.
Gambar 14.7
Bentuk gelombang yang dihasilkan
tergantung bentuk benda yang digetarkan
Gambar 14.8
Pola gelombang sferik permukaan air
front gelombang sferik
246
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Gambar 14.9
Pola gelombang datar di permu-
kaan air
Gambar 14.10
Pemantulan sferik oleh pemantul bidang datar
b. Front Gelombang Datar
Bila penggaris (permukaan datar) yang
bergetar di permukaan air, pola gelombang yang
dihasilkan seperti gambar 14.9 di samping.
Gelombang demikian disebut gelombang
lurus. Garis-garis lurus itu merupakan puncak
gelombang yang disebut
muka/front gelom-
bang
.
Jadi front gelombang ada 2 jenis, yaitu:
1)
Front gelombang sferik
2)
Front gelombang datar
Peristiwa pemantulan gelombang yang mudah diamati adalah pemantulan gelombang
sferik oleh pemantul bidang datar.
Contoh soal:
1)
Perhatikan gelombang di bawah ini!
Gelombang pada tali merambat dari P menuju T.
a)
Di antara titik P dan T terdapat berapa titik simpul dan titik perut?
b)
Di antara PT terdapat berapa puncak dan berapa lembah?
P Q R S T
50 cm
IPA SMP/MTs Kelas VIII
247
c)
Terdiri dari berapa gelombang PT tersebut?
d)
Berapa panjang gelombangnya?
Jawab:
a)
Di antara P dan T terdapat 3 titik simpul dan 4 titik perut.
b)
Di antara PT terdapat 2 puncak dan 2 lembah gelombang.
c)
PT terdiri dari 2 gelombang.
d)
Panjang gelombang tali tersebut ( =
λ
):
2
λ
=PT
2
λ
= 50 cm
λ
= 25 cm
2)
Jarak 3 renggangan pada gelombang longitudinal yang berkecepatan 21 m/s adalah 30 cm.
Tentukan
a)
panjang gelombang
b)
kecepatan gelombang
Jawab:
a)
Jarak 3 renggangan = 2
λ
2
λ
= 30 cm
λ
= 15 cm
b)
v
=
f
×
λ
21 =
f
×
0,15
f
=
→
f
= 140 Hz
Frekuensi gelombang pada nomor 1 di atas 200 Hz. Berapa kecepatan gelombangnya?
Diketahui:
λ
= 0,25 m
f
= 200 Hz
Jawab: V
=
f
× λ
=
200
×
0,25
V
=
50 ms
-1
248
IPA SMP/MTs Kelas VIII
1.
Perhatikan gelombang pada tali berikut ini!
Jika kecepatan gelombang 20 m/s,
hitunglah:
a)
Frekuensi gelombang!
b)
Amplitudo gelombang!
2.
Gelombang bunyi mempunyai frekuensi 1.000 Hz, jika cepat rambat bunyi 320
m/s hitung panjang gelombang bunyi tersebut!
C.
Konsep Bunyi dalam Kehidupan Sehari-
hari
1. Gelombang bunyi dapat merambat melalui berbagai
zat antara dengan laju berbeda
a. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar
Petiklah senar gitar, kemudian sentuhlah
perlahan-lahan senar tersebut. Apakah yang
kamu rasakan? Kamu merasakan senar bergetar.
Ini menunjukkan bahwa bunyi dihasilkan oleh
benda yang bergetar. Benda yang menghasilkan
bunyi dinamakan sumber bunyi.
Bunyi
adalah peristiwa getaran yang
dihasilkan sebuah benda.
Dalam kehidupan sehari-hari kadang kita direpotkan dengan bunyi pesawat radio dan
TV yang dinyalakan sangat kuat. Apa sebenarnya bunyi itu?
150 cm
Gambar 14.11
Getaran senar gitar meng-
hasilkan bunyi
Kecakapan Personal
IPA SMP/MTs Kelas VIII
249
b. Bunyi adalah gelombang longitudinal
Berbagai sumber bunyi, seperti genderang, gitar, garputala dan lonceng menghasilkan
getaran. Getaran sumber bunyi itu berganti-ganti menekan (merapatkan) dan tidak menekan
(merenggangkan) udara di sekitarnya.
Getaran ini merambat ke segala arah dengan arah perjalanan searah dengan arah getaran.
Karenanya gelombang bunyi termasuk
gelombang longitudinal
.
Bunyi termasuk gelombang longitudinal
c. Syarat terjadinya bunyi
1) Bunyi tidak dapat melalui ruang hampa
Bila bel listrik dibunyikan di dalam ruang tertutup yang
hampa, bunyi tidak akan terdengar oleh orang di luar ruang
tersebut. Jadi, bunyi membutuhkan medium untuk merambat.
Karena bunyi membutuhkan medium penjalaran (tidak
dapat melalui hampa udara), maka bunyi termasuk
gelombang
mekanik
. Bukti bahwa bunyi tidak dapat melalui hampa udara
dapat dipahami seperti gambar di samping ini.
Bagaimana jika bel itu bergetar di tengah hutan yang lebat
dan di sana tidak ada pendengar
, apakah terjadi bunyi? Jadi,
dapat disimpulkan bahwa bunyi dapat terjadi jika memenuhi 3
syarat sebagai berikut.
Gambar 14.12
Rapatan dan renggangan yang menjalar di udara dihasilkan oleh
garputala yang berbunyi
Sumber:
Ilmu Pengetahuan Populer 5
Gambar 14.13
Bunyi tidak
dapat melalui ruang hampa
Sumber:
Trippensee.com
250
IPA SMP/MTs Kelas VIII
1)
Ada sumber bunyi yang bergetar
2)
Terdapat medium (zat antara) yang menghantarkan bunyi
3)
Ada penerima atau telinga pendengar
2) Bunyi dapat menjalar melalui zat padat, cair maupun gas
Dalam kehidupan sehari-hari bunyi yang kita dengar menjalar melalui udara. Tetapi bunyi
dapat pula menjalar melalui zat padat dan zat cair
.
Bagaimana telinga mampu mendengar bunyi?
Kamu telah memahami bahwa bunyi
adalah hasil getaran. Sumber bunyi yang
bergetar menggetarkan udara di
sekitarnya. Jika getaran tersebut
mencapai telinga pendengar, maka
getaran tersebut menggetarkan selaput
genderang telinga, selanjutnya diubah
menjadi arus listrik dan diteruskan ke
otak. Otaklah yang menghayati bunyi itu
dan orang mampu membedakan sumber,
jenis dan kuat serta tinggi frekuensi bunyi
yang didengarnya.
Hal ini dapat kamu bayangkan
seperti mikrofon menangkap bunyi,
diubah menjadi arus listrik diteruskan ke
amplifier kemudian ke loudspeaker.
3) Cepat rambat bunyi
Kilat dan guntur terjadi bersamaan tetapi kilat tampak terlebih dahulu dibanding gunturnya
sampai ke pengamat. Ini menunjukkan bahwa laju cahaya dan bunyi tidak sama (laju cahaya
lebih besar dibanding laju bunyi). Dan untuk menempuh jarak tertentu bunyi membutuhkan
waktu.
Jarak yang ditempuh bunyi dibagi waktu tempuhnya disebut
laju bunyi
Dirumuskan:
Dimana:
s
= jarak tempuh (m)
t
= waktu tempuh (s)
v
= laju bunyi (m/s)
Gambar 14.14
Bagian-bagian telinga
Sumber:
HDI Tubuh Manusia 112
1. Saluran telinga luar
6. Martil, landasan,
2. Gendang telinga
dan sanggurdi
3. Koklea
7. Tingkap bundar
4. Tabung Eustachio
8. Tingkal oval
5. Saluran semusirkular
1
2
3
4
5
6 7
8
IPA SMP/MTs Kelas VIII
251
Selain dengan rumus tersebut, untuk mengukur
laju bunyi, di udara dapat dilakukan dengan
teknik
resonansi
.
Bila frekuensi garputala diketahui dan dengan
resonansi panjang gelombang bunyi (
λ
) dapat
dihitung, maka laju bunyi pada suhu udara setempat
dapat dihitung dengan rumus:
v
=
f
.
λ
Bila suhu ruangan diubah ternyata laju bunyi
juga berubah (lihat tabel).
Tabel 14.1 Laju bunyi di udara
Hasil itu menyatakan kepada kita bahwa:
Semakin tinggi suhu udara, laju bunyi semakin besar
Selain suhu, faktor lain yang menentukan laju bunyi adalah jenis mediumnya seperti tampak
pada tabel berikut ini.
Tabel 14.2 Laju bunyi pada berbagai medium pada suhu 20
o
C
1. Garpu
2. Air
3. Pipa Kaca
Gambar 14.15
Resonansi untuk mengukur
laju bunyi di udara
Suhu udara
Laju bunyi
0
o
C
15
o
C
20
o
C
30
o
C
331 m/s
340 m/s
343 m/s
349 m/s
Nama zat
Laju bunyi (m/s)
Gas karbon
Gabus
Air
Kaca
267
500
1.446
5.170
Nama zat
Laju bunyi (m/s)
Aluminium
Besi
Timah
Emas
5.000
5.120
1.190
2.030
252
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Contoh soal:
Pada suatu hari terlihat kilat, 5 sekon kemudian terdengar suara gunturnya. Bila laju bunyi di
udara 340 m/s dan laju cahaya jauh lebih besar dari laju bunyi. Berapa jarak pendengar ke
sumber guntur?
Jawab:
Waktu yang dibutuhkan cahaya dari sumbernya kilat ke pengamat (
t
1
) =
Karena laju cahaya sangat besar, maka
t
1
dianggap 0 (nol). Sehingga waktu yang dibutuhkan
bunyi dari sumber kilat ke pengamat (
t
) = 10 sekon.
s
=
v
×
t
= 340
×
5
s
= 1.700 m
Jadi jarak sumber kilat ke pengamat adalah 1.700 meter.
Faktor yang tidak memengaruhi laju bunyi di udara adalah
tekanan udara
. Berapa pun
tekanan udara jika suhunya sama laju bunyi sama.
2. Bunyi yang dapat diterima manusia pada daerah
frekuensi audio
Sebenarnya di lingkungan kita terdapat banyak variasi getaran, namun tidak semua getaran
itu tertangkap oleh indra kita.
Manusia agar dapat hidup bahagia diberi batas kemampuan baik penglihatan maupun
pendengarannya. Batas pendengaran telinga manusia untuk menerima bunyi antara frekuensi
20 Hz s.d. 20.000 Hz. Daerah frekuensi ini disebut
frekuensi audio
(frekuensi pendengaran).
Frekuensi di bawah 20 Hz tidak terdengar telinga normal dan disebut
frekuensi
infrasonik
. Frekuensi lebih dari 20.000 Hz disebut
frekuensi ultrasonik
juga tidak terdengar
telinga normal. Penggunaan ultrasonik dalam kehidupan yaitu sebagai berikut.
1) Mengukur dalamnya laut atau lokasi kawanan ikan
Prinsipnya penggunaan ultrasonik untuk mengukur kedalaman laut atau lokasi kawanan
ikan adalah dengan cara gelombang ultrasonik dipancarkan ke dasar laut kemudian pantulannya
diterima kembali oleh sebuah pesawat penerima di kapal.
IPA SMP/MTs Kelas VIII
253
Jika dalamnya laut =
d
, waktu
gelombang dipancarkan dan diterimanya
kembali =
t
, maka waktu gelombang
mencapai dasar laut =
t
́.
t
́ =
→
d
=
v
×
t
́
d
=
Di mana
v
=
laju bunyi ultra di air laut (m/s)
d
=
dalamnya laut (m)
t
=
selang waktu pemancaran dan penerimaan kembali gelombang
(sekon)
Contoh soal:
Bila laju gelombang ultrasonik adalah 1.500 m/s, selang waktu antara pemancaran dan
penerimaan kembali gelombang tersebut adalah 4 sekon. Berapa dalamnya laut?
Jawab:
v
= 1.500 m/s
t
= 4 sekon
Dalamnya laut (
d
)=
=
=
1.500
×
2
=
3.000 m
Jadi, dalamnya laut adalah 3.000 meter.
2) Ultrasonik untuk kesehatan
Gelombang ultrasonik digunakan pada bidang kesehatan dalam berbagai diagnosis. Pulsa
gelombang ultrasonik berfrekuensi tinggi yang dihasilkan dikenakan langsung pada tubuh yang
didiagnosis. Pemantulan pulsa gelombang terjadi jika gelombang mengenai batas dua jaringan
yang
berbeda kerapatannya
(misalnya daging dengan tulang, daging dengan pembuluh darah
yang berisi cairan).
Gambar 14.16
Kapal mengukur dalamnya laut me-
makai gelombang ultrasonik
254
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Penelitian menggunakan ultrasonik dalam bidang kesehatan dapat untuk mengetahui:
-
Perkembangan janin sekaligus untuk mengetahui normal tidaknya kondisi janin.
-
Gangguan pada hati, ginjal, otak, pankreas, pembuluh vulva jantung.
-
Pendarahan dalam tubuh dideteksi lokasinya serta secara kasar dapat mengetahui
kekurangan darah.
3. Nada dan desah
a. Desah
Desah adalah bunyi yang frekuensi dan periodenya
tidak beraturan. Contohnya bunyi yang dihasilkan air
terjun, angin, ledakan petasan, bom dan lain-lain.
Alat musik seperti gitar, biola, piano dan lain-lain
menghasilkan bunyi yang frekuensi dan periodenya
teratur. Bunyi demikian disebut nada. Jadi nada adalah
bunyi yang frekuensi dan periodenya teratur.
Garputala yang digetarkan menghasilkan frekuensi
tetap, keras atau lemahnya bunyi tergantung bagaimana
cara dan kekuatan memukulnya/menggetarkannya. Jadi
garputala memiliki nada tertentu.
b. Nada
Dalam seni suara, kita mengenal simbol dan nama nada sebagai berikut
12345671
nama nada
do
re
mi
fa
sol
la
si
do
jarak nada
1
1
1
1
1
Nada tersebut di atas belum diberi frekuensi sehingga nada do dapat dinyanyikan pada
frekuensi berapa saja. Tetapi jika nada do frekuensinya telah ditentukan, maka frekuensi
nada lain sudah tertentu pula. Nada yang digunakan pada seni musik adalah sebagai berikut.
C DE F GABC
c def gabc
1
c
1
d
1
e
1
f
1
g
1
a
1
b
1
c
2
Gambar 14.17
Garputala bergetar
pada frekuensi yang tertentu dan
tetap
IPA SMP/MTs Kelas VIII
255
Dengan pengertian
c
:
C
=
2
:
1
(nada c satu oktaf di atas C atau nada C
satu oktaf di bawah c).
c
1
:
c
=
2
:
1
(nada c
1
satu oktaf di atas c atau nada c satu
oktaf di bawah c
1
).
c
1
:
C
=
4
:
1
(nada c
1
dua oktaf di atas C atau nada C
dua oktaf di bawah c
1
)
c. Perbandingan frekuensi atau interval nada
Di bawah ini dicantumkan interval nada pada seni musik:
c d ef gabc
1
24
27
30
32
36
40
45
48
Artinya: e
:
c
=
30
:
24
=5: 4
a
:
e
=
40
:
30
=4: 3
Nada standar internasional adalah nada a, dengan frekuensi 440 Hz. Berdasarkan hal
itu, maka frekuensi nada lain dapat ditentukan.
Contoh:
Hitung frekuensi nada:
1) c
2) D
3) c
3
Jawab :
Karena nada a = 440 Hz, maka nada:
1)
e : a =
30 : 40
=3: 4
e =
a
=
u
440
=
330 Hz
Jadi nada e adalah 330 Hz
256
IPA SMP/MTs Kelas VIII
11
2
88
2
2)
A
:
a = 1 : 2
D =
A=
×
a=
×
220
= 220 Hz
=
×
220
D
:
A = 27 : 40
D = 148,5 Hz
Jadi nada D adalah 148,5 Hz
3)
a
3
:a=2
3
: 1
c
3
=
a
3
a
3
=8a
=
×
8
×
440
=8
×
440
= 24
×
88
= 3.520 Hz
= 2.112 Hz
c
3
:a
3
= 24 : 40
Jadi frekuensi nada c
3
adalah 2.112 Hz
3 : 5
5c
3
=3a
3
Perbandingan nada-nada lainnya dengan nada c disebut
interval nada.
d
:
c
=
27 :
24 =
9
:
8
(sekunder)
e
:
c
=
30 :
24 =
5
:
4
(terts)
f
:
c
=
32 :
24 =
4
:
3
(kuart)
g
:
c
=
36 :
24 =
3
:
2
(kuint)
a : c = 40: 24=5: 3(sext)
b
:
c
=
45 :
24 =
15 :
8
(septime)
c
1
:c
=
48: 24=2: 1(oktaf)
Interval penting:
5: 4: 3: 2:1
terts kuart kuint oktaf
IPA SMP/MTs Kelas VIII
257
Contoh:
Sebuah nada berfrekuensi 400 Hz, nada lain frekuensinya berapa jika nada itu:
a)
terts
b) kuint
c) oktaf
Jawab:
a)5: 4= x:400
4x =
5
.
400
x= 5.
=
5
.
100
x
=
500 Hz
b)
x
:
400 =
3
:
2
2x =
400 .
3
x
=
600 Hz
c)
x
:
400 =
2
:
1
x
=
800 Hz
d. Tinggi nada
Dalam seni suara, nyanyian dapat dinyanyikan dengan suara tinggi maupun suara rendah.
Dua suara meskipun kerasnya (nyaringnya) sama, tetapi tinggi rendahnya dapat berbeda.
Untuk memahaminya, petiklah dawai gitar yang paling besar, kemudian yang terkecil dengan
petikan (amplitudo) sama. Ternyata dawai besar memberikan suara lebih rendah dibanding
dawai kecil.
Selain dengan gitar, peristiwa itu dapat pula ditunjukkan dengan lidi yang digesekkan
pada ruji-ruji sepeda yang diputar. Makin cepat putaran roda (frekuensi makin tinggi) bunyi
yang dihasilkan makin tinggi, sebaliknya jika putaran roda makin lambat (frekuensinya makin
rendah) bunyi yang dihasilkan juga semakin rendah).
Jika tinggi nada tergantung frekuensinya, makin tinggi frekuensi nadanya makin tinggi,
frekuensi makin rendah nadanya makin rendah.
e. Frekuensi getaran dawai
Dawai yang bergetar dengan bentuk seperti
gambar di samping menghasilkan nada dasar.
l
=
λ
o
Gambar 14.18
Setengah gelombang
pada dawai
258
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Frekuensi nada dasar tergantung pada beberapa faktor:
-
Sebanding dengan akar gaya/tegangan (
F
)
-
Berbanding terbalik dengan panjang dawai (
l
)
-
Berbanding terbalik dengan akar massa jenis dan luas penampang (
ρ
dan
A
)
Dirumuskan oleh
Mersenne
sebagai berikut:
atau
atau
Di mana:
l
= panjang dawai
μ
= massa dawai sepanjang 1 m
m
= massa dawai sepanjang
l
4. Resonansi
a. Pengertian Resonansi
Resonansi terjadi jika sebuah benda bergetar karena pengaruh getaran benda yang lain.
Lakukan percobaan berikut!
Perhatikan gambar 14.19 di samping!
Bila garputala B digetarkan ternyata A ikut
bergetar, garputala C tidak bergetar, garputala A
ikut bergetar lemah karena frekuensinya sama
dengan B, sedang C tidak ikut bergetar karena
frekuensinya tidak sama dengan B.
Perhatikan gambar 14.20!
Bila bandul A diayunkan ternyata bandul C dan E ikut berayun, tetapi B dan D tidak
berayun, sedangkan jika bandul A, C, dan E diayunkan sendiri-sendiri, ia mempunyai
frekuensi
sama
. Frekuensi ayunan B dan D berbeda dengan frekuensi A, C, dan E sehingga B dan D
tidak berayun ketika A diayunkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa resonansi terjadi jika frekuensinya sama.
Berikut beberapa contoh peristiwa resonansi yang sering terjadi di sekitar kita.
Gambar 14.19
Garputala A dan B
frekuensinya sama sedang C tidak
sama
μ
IPA SMP/MTs Kelas VIII
259
1)
Resonansi dapat terjadi pada benda yang
mempunyai frekuensi tertentu. Misalnya garputala
A berfrekuensi 440 Hz dapat beresonansi dengan
getaran 440 Hz dan tidak dapat beresonansi
dengan bunyi yang frekuensinya bukan 440 Hz.
2)
Selaput genderang telinga manusia dapat bereso-
nansi dengan frekuensi bunyi berapa saja, sehingga
telinga kita dapat mendengarkan bunyi dengan
frekuensi sembarang. (20 - 20.000 Hz).
3)
Kolom udara dengan panjang L seperti tampak
pada gambar dapat beresonansi dengan garputala.
Jika garputala digetarkan, udara dalam kolom akan ikut bergetar (beresonansi), dengan
syarat:
Bila
L
=
λ
;
λ
....
= kelipatan gasal dari
λ
Resonansi terjadi jika:
frekuensi garputala = frekuensi kolom
udara
Contoh soal:
1.
Garputala dengan frekuensi 1.600 Hz di atas kolom udara dalam tabung (udara berada
di atas air). Bila kecepatan bunyi di udara 320 ms
-1
, berapa panjang kolom udara mini-
mal agar udara beresonansi terhadap garputala?
Jawab : panjang kolom udara minimum (L
min
)
L
min
=
λ
→
λ
=
→
f
kol ud
=
f
garp
L
min
=
×
=
×
m
=5 cm
Gambar 14.20
Bandul A, C dan E
sama, sedang B dan D tidak sama
Gambar 14.21
Resonansi bunyi
260
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Gambar 14.22
Gitar
Gambar 14.23
Harmonika
Gambar 14.24
Kentungan
2.
Sebuah garputala, bergetar di atas kolom udara dengan frekuensi 320 Hz. Berapa panjang
kolom udara agar terjadi resonansi ke 1, 2, dan 3, bila kecepatan bunyi di udara 320
ms
-1
?
Jawab :
λ
=
=
=1 m
Resonansi pertama terjadi jika, L
1
=
λ
=
×
100
= 25 cm
Resonansi kedua terjadi jika, L
2
=3
×
λ
=3
×
25
= 75 cm
Resonansi ketiga terjadi jika, L
3
=5
×
25
= 125 cm
b. Resonansi pada beberapa sumber bunyi
1) Gitar dan sejenisnya
Kotak gitar dibuat berlubang agar berisi udara. Bila senar
dipetik udara dalam kotak ikut ber
getar. Resonansi udara ini
memperkuat bunyi yang dihasilkan oleh getaran senar.
2) Harmonika
Di dalam harmonika terdapat ruang yang berisi udara.
Bila harmonika ditiup maka udara yang berada di dalam ruang
itu ikut ber
getar. Dengan demikian bunyi menjadi lebih kuat.
3) Kentungan
Lubang kentungan memungkinkan terbentuknya kolom
udara. Jika kentungan dipukul udara dalam kentungan
beresonansi sehingga bunyi makin kuat.
IPA SMP/MTs Kelas VIII
261
4) Seruling
Bila lubang A ditiup, maka kolom udara dalam seruling
beresonansi sehingga timbul bunyi yang diperkuat.
5) Kendang/beduk
Kendang berupa tabung yang kedua ujungnya ditutup
kulit hewan. Sehingga terbentuk kolom udara. Bila kendang
dipukul/ditabuh kolom udara ikut bergetar sehingga
memperkuat bunyi.
6) Gender
Bilah-bilah gender bergetar jika dipukul. Getaran bilah
diperkuat oleh kolom udara dalam tabung di bawah bilah.
Bunyi diperkuat oleh resonansi kolom udara tersebut.
5. Pemantulan bunyi
Coba kamu ingat bagaimana gelombang air yang menyentuh tepi kolam? Memantul
bukan? Karena bunyi juga gelombang, jika mengenai dinding misalnya lereng gunung, atau
hutan yang lebat maka akan dipantulkan juga.
a. Hukum pemantulan bunyi
Menurut percobaan yang dilakukan dengan
cara saksama, ternyata pada pemantulan bunyi
berlaku
Hukum Pantulan Bunyi
sebagai berikut.
1)
Bunyi datang, garis normal dan bunyi pantul
terletak pada satu bidang datar.
2)
Sudut datang (i) sama besar dengan sudut
pantul (r).
Gambar 14.25
Seruling
Gambar 14.26
Kendang
Gambar 14.27
Gender
Gambar 14.28
Percobaan pemantulan
bunyi
Gambar 14.29
Sudut datang (i) dan sudut pantul (r) sama besar
262
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Gambar 14.30
Bunyi pantul (gema)
b. Macam-macam bunyi pantul
Bunyi pantul dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
Kereta api yang memasuki terowongan tiba-tiba bunyinya bertambah kuat. Bertambah
kuatnya bunyi ini tidak lain disebabkan oleh adanya bunyi yang dipantulkan oleh dinding-
dinding terowongan. Bunyi pantul hampir bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli
bertambah kuat.
Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi asli jika jarak sumber bunyi dan dinding pemantul
tidak terlalu jauh. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa kuat bunyi yang terdengar tergantung
dari hal-hal berikut:
a
)
Amplitudo sumber bunyi,
b)
Jarak antara sumber bunyi dan pendengar,
c)
Resonansi,
d)
Adanya dinding pemantul (reflektor).
2) Gaung atau kerdam
Gaung terjadi bila bunyi pantul hanya sebagian yang bersamaan dengan bunyi asli (jarak
sumber bunyi ke pendengar berbeda sedikit dengan jarak pendengar ke pemantul ke sumber
bunyi). Gaung mengakibatkan bunyi pantul itu mengganggu bunyi asli.
Contoh:
bunyi
asli
:
ke - du - a
bunyi pantul
:
ke - du - a
terdengar
:
ke .......... a
Tiga suku kata terdengar empat suku kata di mana suku kata ke-2 dan ke-3 terdengar
tidak jelas.
Untuk menghindarkan terjadinya gaung pada ruang pertemuan yang besar dindingnya
dilapisi dengan zat peredam bunyi, seperti kain wool, gabus, karet busa, kapas, karton dan
lain-lain. Ruangan besar tanpa adanya gaung disebut ruang yang
akustiknya baik
.
3) Gema
Jika bunyi pantul datangnya sesudah bunyi
asli selesai diucapkan, bunyi pantul demikian
dinamakan
gema
. Gema terjadi bila jarak dinding
pantul jauh.
Apabila dalam satu detik dapat diucapkan
10 suku kata, maka untuk mengucapkan satu suku
kata dibutuhkan waktu
detik.
IPA SMP/MTs Kelas VIII
263
Untuk mendapatkan gema dari satu suku kata, bunyi pantul harus datang secepat-
cepatnya sesudah
detik, yaitu sesudah suku kata itu selesai diucapkan.
Jarak yang ditempuh bunyi selama itu 340 m/detik
×
detik = 34 m, jarak itu ditempuh
pulang pergi. Jadi, jarak dinding pemantul dari sumber bunyi =
×
34 m = 17 m.
Pantulan bunyi digunakan juga untuk mengukur dalamnya laut, dengan memasang
osilator
(sumber getaran) dan alat penerima getaran (
hidrofon
) yang dipasang berdekatan pada bagian
bawah kapal. Manfaat pemantulan bunyi adalah untuk:
a)
Mengukur laju bunyi di udara.
b)
Mengukur dalamnya gua atau laut, prinsipnya sama dengan mengukur dalamnya laut
dengan gelombang ultrasonik.
D.
Sifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya
dengan Berbagai Alat-Alat Optik
1. Perambatan Cahaya menimbulkan Bayang-Bayang
a. Cahaya merambat lurus
Benda gelap (tidak tembus cahaya) seperti kertas
tampak oleh mata manusia karena memantulkan
cahaya yang kemudian diterima mata. Benda tampak
hijau karena memantulkan cahaya hijau ke mata
pengamat. Benda tampak hitam karena tidak ada
cahaya yang dipantulkan benda tersebut ke mata.
Benda tembus cahaya seperti plastik dapat
dilihat mata melalui sinar pantulnya atau sinar yang
diteruskannya. Benda tembus cahaya berwarna
kuning, memantulkan cahaya kuning dan juga
meneruskan cahaya kuning. Sehingga mata yang
menerima sinar pantulnya atau sinar terusannya
menerima kesan benda itu berwarna kuning.
Bila lampu baterai ditutup plastik kuning disorotkan ke tembok warna putih, maka dapat
kita lihat telau yang berwarna kuning pada tembok.
Gambar 14.31
Telau cahaya pada tembok
jari-jarinya lebih besar dari jari-jari kaca
baterai
264
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Gambar 14.33
Sinar dari kotak cahaya, di
luar dan di dalam balok merambat lurus
(a) Lubang A, B, dan C segaris lurus, mata M dapat melihat lampu L
Lakukan kegiatan ini di ruang gelap dengan peralatan lilin yang menyala, karton/papan
kayu yang dilubangi!
Bayangan lilin tampak terbalik pada tembok,
bila karton digeser mendekati lilin bayangan makin
besar, sebaliknya jika karton digeser mendekati
tembok bayangan lilin pada tembok makin kecil.
Hal ini hanya mungkin terjadi jika cahaya merambat
lurus.
Jika kita lewatkan berkas cahaya/sinar melalui
celah sempit kemudian diarahkan ke balok kaca/
akuarium diisi air, cahaya tampak merambat lurus.
Baik di dalam maupun di luar, balok kaca,
cahaya merambat lurus. Silahkan Anda coba! Jika
di sekolah tidak ada kotak cahaya, gantilah dengan
baterai dan celah dapat Anda buat menggunakan
karton.
Mari Bereksperimen
Gambar 14.32
Bayangan lilin yang
dibentuk celah
bayangan lilin
terbalik pada
tembok
lilin
Lakukan kegiatan berikut!
Alat dan bahan : lampu
kertas karton
IPA SMP/MTs Kelas VIII
265
Langkah kerja :
1.
Susunlah alat seperti gambar 14.34 (a)
2.
Dapatkah kamu melihat berkas cahaya lampu melalui lubang C?
3.
Susunlah alat seperti gambar 14.34 (b).
4.
Dapatkah kamu melihat berkas cahaya yang melalui lubang C?
5.
Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan di atas!
c. Bayang-bayang
Bila sinar datang pada benda gelap, maka di
belakang benda terbentuk ruang gelap yang
dinamakan
bayang-bayang
. Bila ruang gelap itu
ditangkap layar, maka bidang gelap yang
terbentuk itu pun juga disebut bayang-bayang.
Bayang-bayang umbra dibentuk oleh sinar-
sinar yang merupakan garis singgung luar benda
tersebut. Bayang-bayang kabur terbentuk oleh
sinar-sinar yang merupakan garis singgung dalam
benda-benda tersebut.
Bayang-bayang yang cukup kita kenal adalah bayang-bayang saat terjadi gerhana bulan
atau gerhana matahari.
(b) Lubang A, B, dan C tidak segaris lurus, mata M tidak dapat melihat lampu L
Gambar 14.34
Umbra dan penumbra
Gambar 14.35
Gerhana matahari
266
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Gambar 14.37
Pemantulan oleh cermin datar
Sudut datang
(i)
Sudut pantul
(r)
15,1
o
20,1
o
30,2
o
45
o
60,2
o
Kegiatan nomor
1
2
3
4
5
15
o
20
o
30
o
45
o
60
o
Tabel 14.3 Kedudukan umbra dan penumbra
2. Pemantulan Cahaya
a. Hukum pemantulan
Telah kamu ketahui bahwa cermin datar memantulkan
cahaya yang datang padanya. Di samping ini adalah gambar
pemantulan sinar oleh cermin datar.
Sinar dari kotak cahaya yang ditutup dengan celah
tunggal diarahkan ke cermin datar, sinar mengalami
pemantulan seperti gambar di samping.
Dengan melakukan kegiatan menggunakan kotak cahaya, cermin datar dan busur derajat
didapat data sebagai berikut.
Tanda x tempat jarum ditancapkan untuk
menyatakan sinar datang dan sinar pantul,
kemudian dibuat normal sehingga sudut datang
dan sudut pantul dapat diukur. Bila sudut datang
diubah dengan cara mengubah posisi kotak
cahaya, sudut pantul juga berubah. Lihat tabel di
bawah ini.
Tabel 14.4 Pemantulan pada cermin datar
Berada pada bayang-bayang
Jenis gerhana
Total
Sebagian
Sebagian
Tidak terjadi
Tidak terjadi
Kedudukan pengamat
P
Q
R
S
T
Umbra (inti)
Penumbra
Penumbra
Tidak ada
Tidak ada
Gambar 14.35
Pemantulan pada
sebuah cermin datar
IPA SMP/MTs Kelas VIII
267
Dari tabel di atas, kita ketahui ada beberapa data yang sudut datang dengan sudut
pantulnya berbeda sangat kecil, ini dapat terjadi karena kekurangsempurnaan alat dan
pengamatan (kesalahan pengamat). Jika kesalahan dapat kita perkecil serendah mungkin
tentunya kita dapatkan:
Sudut datang (
i
) = Sudut pantul (
r
)
Selain itu ternyata sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang
datar.
Hukum Pemantulan:
1.
Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2.
Sudut datang, sama besar dengan sudut pantul.
b. Pemantulan teratur dan baur (tidak teratur)
Mengapa ada benda yang jika disinari tampak menyilaukan dan ada yang tidak? Apabila
benda-benda seperti cermin datar, perak datar, air yang tenang disinari dengan sinar matahari,
maka sinar-sinar dipantulkan dalam arah yang sama sehingga tampak berkilauan. Pemantulan
demikian dinamakan
pemantulan teratur
.
Kemudian, coba sinarilah kertas putih, apakah kertas tampak berkilauan? Ternyata tidak,
berarti tidak semua sinar pantul sama arahnya. Pemantulan demikian disebut
pemantulan
baur atau difus
(tidak teratur).
Pemantulan teratur umumnya terjadi pada permukaan yang rata seperti pada cermin
yang bersih. Sedangkan pemantulan baur umumnya terjadi pada permukaan yang tidak rata
seperti pada cermin yang kotor.
Gambar 14.38
Pemantulan teratur pada
cermin datar
Gambar 14.39
Pemantulan baur pada kertas
sehingga kertas tampak suram
268
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Gambar 14.42
Bayangan
sebuah lilin
3. Bayangan yang dibentuk oleh sinar pantul
Jika sebuah benda mendapat penyinaran yang sinarnya diarahkan ke cermin datar
(pemantul), maka sinar-sinar pantul atau perpanjangannya berpotongan membentuk sebuah
bayangan. Bayangan yang dibentuk oleh perpotongan sinar pantul, berada di depan permukaan
pemantul dan merupakan bayangan nyata. Bayangan yang dibentuk oleh perpotongan
perpanjangan sinar pantul disebut
bayangan maya
, berada di belakang pemantul.
Dengan hukum pemantulan sudut datang (i) sama besar dengan sudut pantul (r), maka
kita dapatkan bayangan benda AB yaitu A
′
B
′
, bersifat maya, tegak, sama besar.
4. Cermin Datar
Cermin datar dapat memantulkan hampir seluruh sinar-sinar yang datang.
a. Lakukan pengamatan
1)
Bagaimana tinggi bayangan yang Anda amati
dibanding tinggi bendanya?
2)
Bayangan lilin tersebut dapatkah ditangkap dengan
layar?
3)
Bayangan apakah yang tidak dapat ditangkap dengan
layar?
4)
Tegak atau terbalik bayangan lilin tersebut?
Dari kegiatan itu didapat kesimpulan bahwa bayangan
yang dibentuk cermin datar dari sebuah benda di depan
cermin bersifat: maya, tegak, sama besar.
Gambar 14.40
Pembentukan bayangan oleh
cermin datar.
Gambar 14.41
Cermin datar digunakan
untuk bercermin
IPA SMP/MTs Kelas VIII
269
b. Hubungan jarak benda dan jarak bayangan
Kedua segitiga yang diarsir sama dan sebangun
(kongruen), sehingga AP = PA
′
.
Karena A
′
B
′
bayangan maya, maka
S
i
dinilai
negatif, sehingga:
s
o
= –
s
i
atau
jarak benda = jarak bayangan
Karena jarak benda nyata bertanda positif dan jarak bayangan maya negatif, maka di
depan
S
′
harus diberi tanda
negatif
.
5. Cermin Cekung
Perhatikan gambar 14.44. Cermin ini, bagian permukaan cekungnya yang memantulkan
sinar.
a. Titik api dan jalannya sinar istimewa
Karena jarak bumi-matahari sangat jauh
maka, sinar matahari sampai di permukaan bumi
arahnya sejajar. Jika sinar matahari mengenai
cermin cekung kemudian sinar pantulnya
diarahkan ke kertas putih dengan menggeser
kertas putih tersebut menjauhi atau mendekati
cermin pada suatu saat diperoleh titik terang yang
merupakan perpotongan sinar-sinar pantul. Titik
tersebut dinamakan titik api (fokus). Mengapa
disebut titik api? Karena di titik tersebut bila dalam
waktu yang lama kita letakkan kapas, kapas
dapat terbakar (timbul api).
Jika akan melakukan kegiatan matahari
tidak tampak, gunakan kotak cahaya sebagai
penggantinya. Untuk menghasilkan berkas
sejajar gunakan penutup kotak cahaya yang bercelah dua atau tiga.
Bila kotak cahaya ditutup dengan penutup bercelah tunggal dapat ditunjukkan jalannya
sinar istimewa pada cermin cekung sebagai berikut:
Gambar 14.43
Bayangan yang dibentuk cermin
datar
B
A
i
r
s
o
s
i
r
A ́
B ́
P
Gambar 14.44
Titik api cermin cekung
270
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Lakukan pengamatan untuk memahami jalannya sinar istimewa pada cermin cekung.
b. Pembentukan bayangan pada cermin cekung
1) Benda di antara O dan F (di ruang I)
-
Dari ujung B sinar yang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui fokus.
-
Sinar yang melalui P dan lewat ujung B dipantulkan kembali ke P.
-
Perpanjangan sinar pantul yang melalui F dan yang melalui P berpotongan di B
′
. Titik B
′
inilah titik bayangan ujung B, kita sebut bayangan maya.
-
Sumbu utama kita perpanjang ke belakang cermin dan dari B
′
kita tarik garis tegak lurus
perpanjangan sumbu utama kita dapatkan A
′
. A
′
adalah bayangan maya dari A.
-
Garis A
′
B
′
adalah bayangan maya garis AB.
Benda di antara O dan F sifat bayangannya :
maya, tegak, diperbesar
.
2) Benda di antara P dan F (fokus) atau di ruang II
-
Sinar sejajar sumbu utama dipantulkan melalui fokus.
-
Sinar menuju vertex (O) dipantulkan dengan sudut pantul = sudut datang.
Gambar 14.45a
Sinar sejajar
utama dipantulkan melalui
fokus
Gambar 14.45b
Sinar
melalui pusat keleng-
kungan cermin dipantul-
kan kembali lewat pusat
kelengkungan (P) tersebut
Gambar 14.45c
Sinar melalui
fokus dipantulkan sejajar
sumbu utama.
Gambar 14.46a
Bayangan benda di ruang I belakang cermin (maya, tegak, diperbesar)
A
IPA SMP/MTs Kelas VIII
271
-
Sinar pantul berpotongan di B
′
(di depan cermin) A
′
B
′
bayangan nyata, diperbesar,
terbalik
-
Jarak bayangan (
s
′
) > jarak benda (
s
)
3) Benda di pusat kelengkungan (P)
-
Sinar sejajar sumbu utama dipantulkan melalui fokus utama (
F
).
-
Sinar melalui fokus utama (
F
) dipantulkan sejajar sumbu utama.
-
Sinar pantul berpotongan di depan cermin (bayangan nyata).
-
Sifat bayangan: nyata, terbalik, sama besar dengan bendanya (
s
′
=
s
)
-
Benda pada pusat kelengkungan, bayangan juga berada pada pusat kelengkungan.
4) Benda berada di antara P dan ~
Gambar 14.46b
Bayangan dari sebuah benda di antara P dan F
Gambar 14.46c
Bayangan dari benda yang berada di titik P
Gambar 14.46d
Benda di ruang III, bayangan di ruang II
272
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Gambar 14.46f
Bayangan di fokus
-
Sinar sejajar sumbu utama dipantulkan melalui fokus utama (
F
).
-
Sinar melalui
P
dipantulkan kembali ke
P
.
-
Sinar pantul berpotongan di depan cermin (sinar pantul konvergen), bayangan nyata.
-
Jarak benda > jarak bayangan
-
Sifat bayangan:
nyata, terbalik, diperkecil
5) Benda di tak terhingga (sinar datang pada cermin arahnya sejajar)
-
Sinar yang sejajar datang pada cermin cekung sejajar sumbu utama dipantulkan sehingga
berpotongan pada suatu titik yang disebut titik api utama (
F
), bayangan pada fokus.
-
Bila sinar sejajar datang pada cermin tidak sejajar sumbu utama, maka sinar itu dipantulkan
dan berpotongan pada titik api tambahan.
-
Titik api tambahan terletak pada sumbu tambahan (yaitu perpotongan sumbu tambahan
yang sejajar sinar datang dengan bidang api).
Keterangan:
Bidang api yaitu bidang datar yang tegak lurus sumbu utama melalui fokus
utama cermin/lensa
6) Benda berada di fokus cermin (s=f)
Gambar 14.46e
Pembentukan bayangan sinar sejajar
sumbu utama
IPA SMP/MTs Kelas VIII
273
Lukisan pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat dirangkum sebagai berikut.
Tabel 14.5 Posisi benda dan bayangan benda pada cermin cekung
c. Kegunaan cermin cekung
1)
Sebagai reflektor lampu mobil, lampu baca dan lain-lain.
2)
Sebagai reflektor slide proyektor dan bioskop.
3)
Sebagai reflektor tungku matahari.
4)
Untuk memeriksa lubang gigi yang sakit.
d. Hubungan antara jarak titik api cermin dengan jari-jari
kelengkungan cermin
1) Pada cermin cekung
-
Jari-jari kelengkungan cermin dilambangkan dengan
R
bernilai positif, sebab pusat
kelengkungan berada di depan cermin (
R
= jarak
O
ke
P
)
-
Jarak titik api cermin dilambangkan dengan huruf
f
juga bernilai positif (
f
= jarak
O
ke
F
)
Hubungan antara
f
dan
R
sebagai berikut:
Sifat bayangan
Letak bayangan
Di depan cermin (pada
fokus)
Benda
Di tak terhingga
(nyata, tegak)
Nyata, terbalik, diperkecil
No.
a.
Di belakang cermin
(di ~)
Di titik api (F)
(nyata, tegak)
Maya, tegak, diperbesar
b.
Di belakang cermin
Di antara O dan F
(nyata, tegak)
Maya, tegak, diperbesar
c.
Di depan cermin
Di antara C dan F
(nyata, tegak)
Nyata, terbalik, diperbesar
d.
Di depan cermin
Di titik C (nyata,
tegak)
Nyata, terbalik, sama besar
e.
Di depan cermin
Di depan cermin
lebih dari 2f (nyata,
tegak)
Nyata, terbalik, diperkecil
f.
274
IPA SMP/MTs Kelas VIII
a) Sinar paraksial
Sinar sejajar sumbu utama tidak seluruhnya dipantulkan melalui fokus utama
cermin cekung, tetapi sinar tepi dipantulkan lebih kuat (lihat gambar). Sinar sejajar
yang jatuh di sekitar O sajalah yang dipantulkan melalui F
. Sinar sejajar sumbu
utama yang dipantulkan melalui F itulah yang disebut
sinar
paraksial
.
Bila B dekat sekali dengan O, maka AB sinar paraksial dan dipantulkan melalui
f
di
mana
∠
ABC =
∠
FBC =
∠
BCF (sudut yang sangat kecil), akibatnya:
-
BF = FC
-
BF dianggap = OF =
f
Karena itu: OC
=
OF + FC
R
=
f
+
f
→
f
=
R
b) Kesalahan lengkung
-
Sinar-sinar pantul berpotongan membentuk garis lengkungan (garis kaustik)
kesalahan pembentukan bayangan karena adanya sinar tepi yang dipantulkan
lebih kuat disebut kesalahan lengkung.
Gambar 14.47
Jarak titik api cermin dan jari-jari kelengkungan
Gambar 14.48
Aberasi sferik
IPA SMP/MTs Kelas VIII
275
-
Kesalahan lengkung dihilangkan dengan diafragma (lubang kecil yang
meneruskan sinar dekat titik O).
2) Pada cermin cembung
f
=
R
hanya saja
R
bernilai
negatif
, sehingga
f
juga bernilai
negatif
.
3) Pada cermin datar
f
=
R
, di mana
R
= ~
x
→
f
= ~
x
e. Hubungan antara jarak fokus, jarak benda dan jarak bayangan
pada cermin cembung dan cekung
Hubungan antara jarak fokus, jarak benda, dan jarak bayangan pada cermin cembung
dan cermin cekung adalah sebagai berikut.
1)
Jarak benda
, yaitu jarak benda ke vertex (O), diberi notasi
s
.
-
Jarak benda
nyata
dinilai
positif
, sedangkan jarak benda
maya
dinilai
negatif
.
-
Benda dikatakan
nyata
bila sinar dari benda ke cermin arahnya
menyebar
(di
depan cermin).
-
Benda dikatakan
maya
, bila sinar dari benda ke cermin arahnya
mengumpul
(di
belakang cermin).
2)
Jarak bayangan
, yaitu jarak bayangan ke vertex (O) diberi notasi
s
′
.
-
Jarak bayangan
nyata
dinilai
positif
, sedangkan jarak bayangan
maya
dinilai
negatif.
-
Bayangan disebut
nyata
bila bayangan dibentuk oleh sinar
pantul konvergen
,
terbentuk di depan cermin.
-
Bayangan disebut
maya
bila bayangan dibentuk oleh
sinar pantul divergen
(menyebar), terbentuk di belakang cermin.
Hubungan antara
f
,
s
dan
s
′
dicari dengan percobaan sebagai berikut:
276
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Alat percobaan:
-
Meja optik dilengkapi dengan penggaris 1 meter.
-
Cermin cekung
-
Lilin sebagai sumber cahaya
-
Layar
Langkah kerja:
1.
Dengan mengatur letak cermin cekung, lilin dan layar seperti gambar di atas,
maka didapat bayangan lilin pada layar yang paling tajam.
2.
Mengukur jarak titik api cermin menggunakan sinar matahari misal didapat
f
= 10 cm
3.
Menentukan jarak benda
s
= 15 cm
4.
Menggeser layar sehingga didapat bayangan tajam pada layar diukur jarak
layar ke cermin = 30 cm (
s
′
= 30 cm)
5.
Dengan mengubah harga
s
yang berbeda-beda, maka didapat harga
s
′
yang
berbeda-beda pula dan dimasukkan dalam tabel.
Tabel Data pengamatan
Hasil Pengukuran
Perhitungan
Jarak Benda
(
s
)
+
No.
Perc.
Jarak
Bayangan (
s
′′
′′
′
)
1.
2.
3.
4.
5.
15 cm
20 cm
25 cm
30 cm
35 cm
30 cm
20 cm
.... cm
.... cm
12,2 cm
0,0667
0,050
....
....
0,028
0,0333
0,050
....
....
0,082
0,100
0,100
0,100
0,100
0,110
Mari Bereksperimen
Letak cermin, lilin dan layar
S
1
IPA SMP/MTs Kelas VIII
277
Ternyata dari pengamatan didapat hasil bahwa
+
cenderung merupakan bilangan
tetapi (
k
) yang sama dengan 0,100. Bilangan k tersebut =
= 0,100
Jadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa:
+
= konstan
=
k
3) Perbesaran bayangan
Perhatikan gambar berikut ini!
Perbesaran bayangan (
m
) didefinisikan sebagai perbandingan tinggi bayangan (
h
′
) dengan
tinggi benda (
h)
:
m
=
Bila bayangan atau benda tegak,
h
′
atau h dinilai positif, maka bayangan atau benda
yang terbalik dinilai negatif.
Perbesaran juga dapat dinyatakan dengan
s
dan
s
′
sebagai berikut:
Δ
OAB ~
Δ
OA ́ B ́, sehingga
–
Jadi,
m
=
–
+
=
Gambar 14.49
Pembentukan bayangan
s
′
s
278
IPA SMP/MTs Kelas VIII
m > 0, bila bayangan tidak terbalik terhadap bendanya.
m < 0, bila bayangan terbalik terhadap bendanya.
|m| > 1, bayangan diperbesar.
|m| < 1, bayangan diperkecil.
Contoh soal:
1.
Diketahui cermin cekung mempunyai jari-jari kelengkungan 40 cm. Tentukan sifat bayangan
dari sebuah benda tegak yang terletak 30 cm di depan cermin!
Diketahui: R
= 40 cm
s
= 30 cm
Ditanyakan
: sifat bayangan?
Jawab:
⇒
f
=
R
=
×
30 = 20 cm
⇒
+
=
=
=
→
s
́ = 60 cm
s
́ positif, bayangan nyata di depan cermin.
⇒
m
= –
=
→
m
= – 2 kali
Bayangan diperbesar karena harga mutlak m lebih besar dari 1, terbalik sebab
m
< 0.
Jadi sifat bayangan: nyata, di depan cermin, diperbesar, terbalik.
IPA SMP/MTs Kelas VIII
279
2.
Sebuah cermin cekung membentuk bayangan nyata yang terletak pada jarak 40 cm dari
cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya 60 cm. Di mana dan pada jarak berapa
dari cermin cekung letak benda tersebut?
Diketahui:
s
́ = 40 cm (positif karena bayangan nyata)
R
= 60 cm
Ditanyakan: s
= ...?
Jawab:
⇒
f
=
R
→
f
=
×
60
= 30 cm
⇒
+
=
s
=
s
=
→
s
= 13,3 cm
Karena S positif, maka bendanya nyata di depan cermin pada jarak 13,3 cm.
3.
Seseorang yang tinginya 160 cm berdiri tegak di depan sebuah cermin datar pada jarak
2 m dari cermin. Berapa panjang minimal cermin agar seluruh bayangan orang tersebut
tampak olehnya? (kedudukan cermin diatur sedemikian rupa sehingga bayangan seluruh
tubuhnya tampak).
Jawab:
Panjang cermin minimal = AB
Karena besar sudut datang = besar sudut pantul, maka:
AB =
h
1
+
h
2
=
(h
1
+ h
2
)
=
(160 cm)
= 80 cm
Jadi, panjang minimal cermin 90 cm.
Pembentukan bayangan oleh
cermin datar
280
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Pembentukan bayangan oleh 2 cermin datar
4.
Dua buah cermin datar membentuk sudut 90
o
, sebuah titik A terletak di tengah-tengah
antara kedua cermin tersebut.
a.
Berapa jumlah bayangan titik A tersebut?
b.
Bila sudut antara kedua cermin tersebut diperkecil menjadi 30
o
, berapa jumlah
bayangan titik A tersebut?
Jawab:
a.
A ́ =
bayangan A yang dibentuk cermin I
A ́ ́ =
bayangan A yang dibentuk cermin II
A ́ ́ ́ =
bayangan A ́ yang dibentuk cermin II
=
bayangan A ́ ́ yang dibentuk cermin I
Jadi jumlah bayangan (
n
) = 3
atau dapat dirumuskan
n
=
α
o
=
sudut antara kedua cermin dalam derajat
n
=
jumlah bayangan
b.
Bila
α
= 45
o
, maka
n
=
n
= 8 – 1
n
= 7
IPA SMP/MTs Kelas VIII
281
6. Cermin Cembung
a. Titik api cermin cembung
Bila sinar sejajar dari kotak cahaya dijatuhkan
pada cermin cembung ternyata sinar-sinar tersebut
menyebar (memancar) seolah-olah dari sebuah titik
di belakang cermin. Titik itu dinamakan titik api
(fokus) cermin cembung.
Titik api cermin cembung di belakang cermin
cembung bersifat maya, maka jarak titik api cermin
cembung harganya negatif.
b. Jalannya sinar istimewa
Untuk mengetahui jalannya sinar istimewa pada cermin cembung, lakukan kegiatan berikut!
1)
Dari kotak cahaya arahkan sinar sejajar
sumbu utama! Apa yang Anda amati!
Sinar terpantul seolah-olah berasal dari titik
api cermin cembung.
2)
Arahkan sinar dari kotak cahaya ke titik api
cermin cembung, bagaimana arah sinar
pantulnya?
Sinar menuju fokus cermin cembung
dipantulkan sejajar sumbu utama.
3)
Arahkan sinar dari kotak cahaya ke pusat
kelengkungan P, bagaimana arah sinar
pantulnya?
Ternyata sinar dipantulkan kembali ke arah
semula.
Gambar 14.49
Titik api cermin cembung
Gambar 14.50a
Sinar istimewa cermin
cembung
Gambar 14.50b
Gambar 14.50c
282
IPA SMP/MTs Kelas VIII
c. Pembentukan bayangan pada cermin cembung
Perhatikan gambar 14.51 di bawah ini!
AB
= benda nyata
CD
= benda nyata
A ́B ́ = bayangan maya benda AB
C ́D ́ = bayangan maya benda CD
Sifat bayangan yang dibentuk cermin cembung dari benda di depan cermin: maya, tegak,
diperkecil.
Rumus-rumus untuk cermin cembung sama dengan rumus-rumus pada cermin cekung.
Contoh soal:
1.
Jari-jari kelengkungan cermin cembung 80 cm, berapa jarak titik api cermin tersebut?
Jawab
:
R
= 80 cm (cermin cembung jari-jari kelengkungan negatif)
f
=
R
=
(–80 cm)
= –40 cm
2.
Sebuah cermin cembung jari-jari kelengkungannya 40 cm. Sebuah benda berada 30 cm
di depan cermin. Jika tinggi benda 12 cm, berapa tinggi bayangan?
Jawab:
f
=–
R
=–
×
40
=
–20 cm
Gambar 14.51
Pembentukan bayangan pada cermin
cembung
IPA SMP/MTs Kelas VIII
283
+
=
m
=
=
=
0,4
=
⇒
0,4
=
h
′
= 4,8 cm
s
′
= –12 cm
Jadi, ti
nggi bayangan adalah 3 cm
d. Penggunaan cermin cembung
Karena cermin cembung menghasilkan bayangan tegak, maya, diperkecil, maka
dimanfaatkan sebagai kaca spion mobil atau sepeda motor.
7. Pembiasan
a. Pengertian pembiasan
Perhatikan arah sinar yang masuk dan sinar yang keluar dari kaca plan paralel di bawah
ini!
Sinar dari kotak cahaya dari udara masuk ke kaca plan paralel dibiaskan mendekati
garis normal. Sebaliknya sinar dari kaca pan paralel ke udara dibiaskan menjauhi garis nor-
mal.
Gambar 14.52
Sinar datang PQ, garis normal
dan sinar bias QR, sudut datang (i), sudut bias
(r)
Gambar 14.53
Cahaya yang melewati kaca plan
paralel
284
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Bila sinar dari udara masuk kaca plan paralel dengan arah tegak lurus kaca, sinar tidak
berubah arah (tidak membelok). Mengapa demikian? Untuk memahami hal tersebut ikutilah
ilustrasi berikut.
1)
Bila mobil melaju lurus, pada suatu saat roda depan bagian kanan masuk ke jalan licin,
roda kiri di jalan kasar, maka mobil membelok ke kanan. Apa sebabnya?
Roda kiri lebih cepat bergerak sehingga mendahului roda kanan dan mobil membelok
ke kanan.
2)
Bila mobil melaju lurus, kedua roda depan masuk jalan licin bersama-sama, maka mobil
tidak membelok sebab kecepatan kedua roda sama.
Jadi cahaya yang datang miring pada batas dua medium mengalami pembelokan arah
karena sinar tepi mengalami perbedaan laju. Sedangkan jika cahaya datang tegak lurus batas
dua medium, cahaya tidak membelok karena sinar-sinar tepi mengalami perubahan laju sama
yang berlangsung serentak (bersama-sama).
Peristiwa berubahnya laju cahaya akibat peralihan medium cahaya disebut
pembiasan.
b. Hukum Snellius
Bila kita perhatikan kembali gambar 14.52, kita ketahui bahwa:
1)
Sinar datang, garis normal (garis tegak lurus batas dua medium), dan sinar bias terletak
satu bidang datar.
2)
Dengan mengubah sudut datang (
i
), maka sudut bias (
r
) juga berubah. Perubahan yang
terjadi sedemikian hingga
Ternyata
= konstan (tetap). Perhatikan contoh berikut.
Gambar 14.54
Ilustrasi pembiasan
v
2
>
v
1
v
2
>
v
1
IPA SMP/MTs Kelas VIII
285
Tabel 14.6 Sudut datang dan sudut bias
Hukum Snellius:
1.
Sinar datang, sinar bias, dan garis normal berada pada satu bidang datar.
2.
Sinus sudut datang dibagi sinus sudut bias, konstan (tetap).
c. Indeks bias
Gambar 14.55 di bawah menunjukkan tentang gejala optik, yaitu pembiasan yang terjadi
pada air. Penggaris tampak patah (bengkok) pada batas udara air. Jalannya sinar dari penggaris
dalam air ke mata seperti pada gambar 14.56.
Perhatikan gambar 14.60. Penggaris ABC tampak sebagai ABC
′
. Apa sebabnya? Sinar
CB dibiaskan menjadi sinar BD menuju mata, garis CB tampak sebagai C
′
B.
i
r
Sin
i
Sin
r
30
o
37
o
53
o
0,5
0,6
0,8
0,333
0,4000
0,5333
1,5
1,5
1,5
Gambar 14.55
Pensil tampak tidak lurus
Gambar 14.56
Sinar dari penggaris CB ke mata
19,5
23,57
21, 22
286
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Gambar 14.58
Sinar dari udara ke air ke gelas
ke udara
Menurut Snellius:
= konstan.
Konstanta ini disebut
indeks bias (
n
)
-
Bila sinar datang dari udara dengan sudut
datang
i
dan sudut biasnya
r
, maka :
=
n
a
(1)
-
Bila sinar datang dari udara dengan sudut datang (
i
1
) ke gelas dengan sudut bias
r
,
maka:
(2)
Dengan membagi persamaan 2 dengan 1 didapat:
, karena
i
1
=
r
1
, maka
Adapun jalannya sinar sebagai berikut:
Jadi jalannya sinar dari air ke gelas mempunyai
perumusan:
atau
n
a
sin
i
=
n
g
sin
r
.
Keterangan:
Sudut datang pada air =
i
Sudur bias pada gelas =
r
Gambar 14.57
Sinar dari udara ke air
sudut datang
i
i
r
IPA SMP/MTs Kelas VIII
287
Atau sinar dari air menuju gelas.
= disebut indek bias relatif gelas terhadap air, boleh ditulis.
=
n
ga
→
Sinar berjalan dari air menuju gelas.
Bila salah satu medium hampa, maka:
(disebut indek bias mutlak gelas)
(disebut indek bias mutlak air)
(disebut indek bias mutlak intan)
Jadi, sinar dari optik lebih renggang (indek bias kecil) keoptik lebih rapat (indeks
bias lebih besar) dibiaskan mendekati garis normal (
i
>
r
)
Sebaliknya, sinar dari optik lebih rapat ke optik lebih renggang dibiaskan menjauhi
garis normal (
i
<
r
)
d. Pemantulan sempurna
Sinar dari medium lebih rapat dibiaskan menjauhi garis normal. Dengan memperbesar
sudut datangnya, maka pada suatu saat sudut biasnya (
r
= 90
o
). Keadaan seperti ini disebut
akan terpantul sempurna
. Pada keadaan ini sudut datangnya disebut sudut batas (
φ
). Lihat
gambar 14.62.
Sudut batas (
φ
) yaitu sudut datang sinar dari optik lebih rapat ke optik lebih renggang
bila sudut bias 90
o
.
Bila sudut datang sinar dari optik lebih rapat ke optik lebih renggang diperbesar melebihi
sudut batas (
i
>
φ
), maka sinar tidak dibiaskan melainkan atau mengalami pemantulan yang
disebut
pemantulan sempurna
.
288
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Syarat terjadinya pemantulan sempurna, yaitu:
1.
Sinar datang dari optik lebih rapat atau dari indeks bias lebih besar.
2.
Sinar datang lebih besar dari sudut batas atau
i
>
φ
.
Besarnya sudut batas pada beberapa median.
1.
Pada air dirumuskan
:
sin
φ
a
=
, < 1
2.
Pada gelas dirumuskan
:
sin
φ
g
=
, < 1
3.
Pada air - gelas dirumuskan :
sin
φ
=
, < 1
Besarnya sinus sudut batas selalu
kurang dari satu
Contoh soal:
1.
Indeks bias intan adalah 2,5. Sinar dari udara masuk ke air dengan sudut datang 53
o
(sin 53
o
= 0,8). Berapa sin
r
(
r
adalah sudut bias)?
Jawab:
Gambar 14.59a
Sinar akan terpantul
sempurna
Gambar 14.59b
Sinar mengalami
pemantulan sempurna
r
=
i
r
n
1
n
2
n
1
n
2
n
2
>
n
1
r
i >
φ
i =
φ
n
2
>
n
1
IPA SMP/MTs Kelas VIII
289
Sin
r
=
=
= 0,8
×
sin
r
= 0,32
2.
Bila indeks bias gelas =
, hitunglah sudut batas gelas!
Jawab:
Sin
φ
=
=
Sin
φ
=
Sin
φ
= 0,6667 (lihat tabel)
φ
= 41,81
o
e. Pembiasan cahaya pada prisma
Prisma kaca dapat membiaskan cahaya. Jalannya
sinar bias seperti gambar 14.60.
Sinar dari kotak cahaya masuk ke bidang sisi
ABFD, ternyata sinar keluar dari prisma melalui
bidang BCEF.
Sudut pembiasnya pada saat demikian adalah
∠
ECD =
β
2
.
Jika bidang pembiasnya ACED dan ABFD,
maka sudut pembiasnya
β
1
dan seterusnya.
Sudut yang dibentuk antara sinar yang keluar dengan perpanjangan sinar masuk
dinamakan
sudut deviasi
(
D
). Besarnya sudut deviasi secara ilmu ukur bidang (planimetri)
didapat:
Gambar 14.60
Prisma dan pembiasan sinar
F
B
D
A
E
C
290
IPA SMP/MTs Kelas VIII
D = i + r –
β
i
=
sudut datang pada bidang pembias 1
r
=
sudut bias pada bidang pembias 2
Bila
i
=
r
, sudut deviasinya paling kecil disebut
sudut deviasi minimum.
D
min
= 2
i
–
β
Untuk
β
≤
10
o
yang merupakan sudut kecil, maka deviasi minimumnya dapat dihitung
lewat indeks bias prisma sebagai berikut:
D
m
= (
n
p
–
1
)
β
Dimana :
D
m
= deviasi minimum
n
p
= indeks bias prisma
β
= sudut pembias prisma
Dari rumusan ini tampak bahwa:
semakin besar indeks bias prisma, semakin besar
sudut deviasi minimumnya
.
8. Lensa Cembung
a. Ciri lensa cembung
Lensa mempunyai dua bidang batas yang masing-masing mampu membiaskan cahaya.
Bidang batas sebuah lensa dapat keduanya lengkung atau satu bidang batas lengkung lainnya
datar.
Ciri-ciri lensa cembung:
Melalui pengamatan dapat kita ketahui bahwa lensa cembung mempunyai ciri:
bagian
tepinya tipis
, sedangkan
bagian tengahnya tebal
.
Gambar 14.61
Sudut deviasi
Gambar 14.62
Macam-macam lensa cemb
ung
Cembung ganda
Ce
mbung datar
Cembung cekung
C
′
R
′
C
′
R
′
C
R
C
′
R
′
C
′
R
′
IPA SMP/MTs Kelas VIII
291
b. Sifat lensa cembung
Bila tiga berkas sinar sejajar yang keluar dari kotak cahaya dikenakan pada lensa
cembung, berkas sinar-sinar tersebut dibiaskan oleh lensa dan berpotongan pada sebuah
titik. Titik tersebut dinamakan
fokus
(titik api) diberi tanda
F
.
Titik api =
titik tempat terbentuknya
bayangan dari benda di tak
terhingga
O = vertek (pusat lensa)
Jarak titik api (
f
) yaitu = jarak OF.
Titik api lensa cembung
nyata
, karena merupakan titik potong sinar-sinar bias, sehingga
jarak titik api lensa (
f
) bernilai
positif
.
Sifat lensa cembung mengumpulkan sinar sehingga disebut
lensa konvergen
.
c. Jalannya sinar istimewa pada lensa cembung dan lukisan
pembentukan bayangan
Gambar berikut untuk menunjukkan jalannya 3 sinar istimewa.
1.
Sinar dari kotak cahaya datang pada
lensa positif sejajar sumbu utama,
dibiaskan melalui fokus di belakang
lensa.
2.
Sinar dari kotak cahaya melalui vertek
(O) tidak berubah arah.
Gambar 14.63
Fokus lensa cembung
Gambar 14.64a
Gambar 14.64b
292
IPA SMP/MTs Kelas VIII
3.
Sinar dari kotak cahaya melalui fokus
F di depan lensa dibiaskan sejajar
sumbu utama.
Kesimpulan:
1.
Sinar sejajar sumbu utama, dibiaskan melalui fokus lensa di belakang lensa.
2
.
Sinar yang melalui fokus di depan lensa dibiaskan sejajar sumbu utama.
3.
Sinar melalui vertek diteruskan tanpa berubah arah.
Dengan 3 sinar istimewa atau minimal menggunakan 2 sinar istimewa, bayangan benda
yang dibentuk lensa cembung, dapat dilukis.
1) Benda di antara O dan F
A
′
B
′
=
bayangan maya di depan lensa (no. ruang bayangan = 4)
F
1
= fokus di belakang lensa
F
2
= fokus di depan lensa
Sifat bayangan: maya, tegak, diperbesar
Gambar 14.65a
Bayangan maya, tegak, diperbesar
Gambar 14.64c
O
IPA SMP/MTs Kelas VIII
293
2) Benda di antara F
2
dan 2F
2
Bayangan A
′
B
′
bersifat: nyata, terbalik, diperbesar
3) Benda di antara F
2
sampai dengan ~
Bayangan A
′
B
′
, bersifat: nyata, terbalik, diperkecil
Dari ketiga lukisan tersebut:
a
.
Jika benda di antara
O
dan
F
, sifat bayangan maya, tegak, diperbesa.
b.
Jika benda di antara
F
dan 2
F
sifat bayangan nyata, terbalik, diperbesar.
c.
Jika
s
= f bayangan tegak, maya, di tak hingga
d.
Jika
s
= 2 f, bayangan terbalik, nyata, sama besar
e.
Jika
s
> 2f, bayangan nyata, terbalik, diperkecil
f.
Bayangan diperbesar |
s
′
| >
s
, bayangan diperkecil jika |
s
′
| <
s
.
(Keterangan: |–5| = 5 atau |5| = 5)
Gambar 14.65b
Bayangan nyata, terbalik, diperbesar
Gambar 14.65c
Bayangan nyata, terbalik, diperkecil
294
IPA SMP/MTs Kelas VIII
4) Benda di fokus di (F)
Benda di fokus (
s
=
f
), bayangan yang mudah diamati adalah: maya, tegak, diperbesar
.
5) Benda di 2 F (s = 2f)
Benda di 2
F
2
, bayangan 2
F
1
bersifat: nyata, terbalik, sama besar.
Dari kelima lukisan dapat disimpulkan:
a.
Semua bayangan maya yang dibentuk lensa cembung selalu tegak terhadap
bendanya.
b.
Semua bayangan nyata yang dibentuk lensa cembung pasti terbalik terhadap
bendanya.
d. Hubungan antara s, s
′
dan f
Pengamatan menggunakan lensa dengan
f
= 20 cm.
s
= jarak benda
s
′
= jarak bayangan
Gambar 14.65d
Bayangan berada di
Gambar 14.66
Benda, lensa dan layar
Gambar 14.65e
Bayangan nyata, terbalik, sama besar
s
s
′
IPA SMP/MTs Kelas VIII
295
Dengan menggeser layar mendekati atau menjauhi layar jika s > 20, maka pada layar
didapat bayangan yang tajam. Pada keadaan demikian jarak benda dan jarak bayangan
dimasukkan dalam tabel. Kemudian diubah jarak benda dan diukur pula jarak bayangan saat
bayangan pada layar cukup jelas. Hasilnya seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel di atas mempunyai kecenderungan bahwa
= konstan dan cenderung sama
dengan
.
Jadi
S
′
= jarak bayangan, untuk bayangan maya,
S
′
= negatif dan tak dapat ditangkap
dengan layar.
Dilihat langsung dari belakang lensa, untuk bayangan nyata:
•
S
′
= positif
•
dapat ditangkap oleh layar
S
=
jarak benda
f
=
jarak bayangan
Rumus perbesaran sama seperti pada cermin:
e. Penggunaan lensa cembung
Orang tua yang sudah tidak mampu membaca pada jarak baca normal 25 cm. Agar
orang tersebut mampu membaca pada jarak 25 cm perlu ditolong dengan kacamata
berlensa
cembung
.
Astronom banyak mengamati benda langit, agar benda langit tampak lebih dekat dan
lebih jelas, ia menggunakan teropong. Teropong terdiri dari
dua lensa cembung
.
s
No.
s
′′
′′
′
1.
2.
3.
25 cm
40 cm
50 cm
100 cm
40 cm
32 cm
0,050
0,050
0,051
0,05
Tabel 14.7 Hubungan
s
,
s
′′
′′
′
, dan f
296
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Ahli biologi dan pekerja laboratorium kesehatan menggunakan mikroskop untuk
mengamati bakteri (bibit penyakit).
Selain itu masih banyak alat yang menggunakan lensa positif seperti:
tustel/kamera,
periskop, slide proyektor, proyektor bioskop, episkop, OHP dan lain-lain.
Tukang jam selalu mengamati komponen jam yang ukurannya kecil, kemudian
membongkar dan memasangnya kembali. Agar komponen jam tampak lebih besar ia memakai
lup, yaitu sebuah lensa positif/cembung.
9. Lensa Cekung
a. Ciri-ciri lensa
Dilihat dari bentuknya, lensa cekung mempunyai ciri-ciri bagian tepi tebal, bagian
tengahnya tipis (lihat gambar).
b. Titik api lensa cekung
Sinar sejajar dari kotak cahaya diarahkan menuju lensa cekung, sejajar sumbu utama.
Sinar bias arahnya seperti tampak pada gambar 14.68.
Sinar bias dari sinar sejajar sumbu utama
menyebar. Perpanjangan sinar bias tersebut
berpotongan di sebuah titik F.
Titik tersebut dinamakan titik api (fokus).
Karena fokus lensa cekung berada di
depan lensa, maka fokus tersebut maya, jarak
titik apinya OF = f dinilai
negatif
. Sifat lensa
cekung yaitu menyebarkan sinar yang datang
padanya. Oleh karena itu sering disebut lensa
divergen.
c. Jalannya sinar istimewa dan lukisan bayangan
Seperti percobaan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung, jalannya sinar istimewa
pada lensa cekung dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)
Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah dari fokus di depan lensa.
Gambar 14.67
Macam-macam lensa cekung
R
′
C
′
R
′
C
′
R
C
R
′
C
′
C
′
R
′
SUMBU
Cekung ganda
Cekung datar
Cekung cembung
Gambar 14.68
Titik api lensa cekung
IPA SMP/MTs Kelas VIII
297
2)
Sinar yang menuju fokus di belakang lensa dibiaskan sejajar sumbu utama.
3)
Sinar yang melalui vertek diteruskan tanpa berubah arah.
Coba lakukan sendiri kebenaran aturan jalannya sinar-sinar istimewa tersebut.
Dengan sinar istimewa itu dapat dilukis bayangan sebuah benda yang dibentuk oleh
lensa cekung.
-
Benda di depan lensa (ruang IV)
A
′
B
′
= bayangan maya benda AB
Bayangan di depan lensa
C
′
D
′
= bayangan maya benda CD
Dari lukisan itu dapat kita ketahui semua benda di depan lensa cekung,
bayangannya bersifat: maya, tegak, diperkecil.
d. Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s
′
) dan
jarak titik api serta perbesaran
Seperti pada lensa cembung, pada lensa cekung berlaku rumus:
Di mana:
s
′
= jarak bayangan
(+) positif, bayangan nyata
(-) negatif, bayangan maya
s
=
jarak benda
f
=
jarak titik api, bernilai negatif
Gambar 14.69
Bayangan maya, tegak, diperkecil
298
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Perbesaran (m), rumusnya:
Di mana:
h
′
= (–) negatif, bayangan terbalik
(+) positif, bayangan tegak
m
= (+) positif, bayangan tegak
(–) negatif, bayangan terbalik
e. Kekuatan lensa (P)
Baik lensa positif maupun lensa negatif mempunyai kemampuan membiaskan sinar, dan
tampak seperti gambar di bawah ini.
1.
Lensa positif (lensa cembung) mempunyai kemampuan mengumpulkan sinar.
Dari gambar 14.70 tampak bahwa lensa B tampak lebih kuat mengumpulkan sinar,
padahal jarak titik api lensa B lebih pendek.
2.
Lensa negatif (lensa cekung) mempunyai kemampuan menyebarkan sinar.
Dari gambar 14.71 tampak bahwa lensa B lebih kuat menyebarkan sinar, padahal jarak
titik api lensa B lebih kecil.
Gambar 14.70
Lensa positif A dan B
Gambar 14.71
Lensa negatif A dan B
(-)
(-)
IPA SMP/MTs Kelas VIII
299
Kesimpulan:
Kekuatan lensa berbanding terbalik dengan jarak titik api dan
dirumuskan:
jika f dalam meter, maka
P
dalam dioptri (
D
).
Bila lensa tersebut positif, maka
f
dan
P
positif, sebaliknya jika lensa itu negatif,
maka
f
dan
P
juga negatif.
Rumus tersebut dapat diganti menjadi:
→
P
dalam dioptri
f
dalam sentimeter (cm)
f. Kegunaan lensa cekung
Mata miopi (rabun jauh) dapat dinormalkan kembali dengan lensa cekung. Mata miopi
yang telah ditolong dengan kacamata berlensa cekung mampu melihat benda-benda yang
berada di tak terhingga, sebagaimana layaknya mata normal.
Teropong bumi jika menggunakan lensa pembalik, teropongnya terlalu panjang, untuk
memperpendek okuler teropong dan lensa pembaliknya menggunakan sebuah lensa cekung.
Contoh soal:
1.
Berapa dioptri kekuatan lensa yang jarak titik apinya 25 cm?
Jawab:
2.
Di depan lensa cekung yang jarak titik apinya 15 cm, sebuah benda berada 15 cm di
depan lensa.
a.
Berapakah jarak bayangan?
b.
Berapakah tinggi bayangan, jika tinggi benda 50 cm?
c.
Bagaimanakah sifat bayangan?
300
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Jawab:
a.
+
=
b.
h
′
= 25 cm
s
′
= –7,5 cm
Ti
nggi bayangan 25 cm (lebih kecil dari
Bayangan maya, 7,5 cm di depan
benda
lensa
c.
Karena
m
=
→
m
= (+), bayangan tegak.
m
< 1, bayangan diperkecil
Jadi, sifat bayangan:
maya
,
tegak
,
diperkecil
.
1.
Sebuah cermin cekung jari-jari kelengkungannya 30 cm. Sebuah benda tingginya
2 cm terletak pada jarak 20 cm dari cermin. Berapakah tinggi bayangan benda
tersebut dan bagaimana sifatnya?
2.
Sebuah cermin cembung jari-jari kelengkungan 30 cm.
a.
Berapakah jarak titik apinya?
b.
Dari benda yang berada di depan cermin pada jarak 30 cm, dibentuk
bayangannya pada jarak berapa cm?
3.
Bila benda berada di tak terhingga di depan lensa cembung, berapa jarak
bayangannya? Jarak titik api lensa 15 cm.
4.
Sebuah benda berada pada jarak 15 cm di depan lensa cembung berkekuatan
5 D. Bagaimana arah sinar bias? Berapa jarak bayangan?
5.
Benda dan layar berjarak tetap, ada dua
kedudukan lensa berjarak titik api 10 cm
yang menghasilkan bayangan tajam
pada layar. Berapa jarak benda tersebut?
45 cm
Kecakapan Personal
IPA SMP/MTs Kelas VIII
301
E.
Alat-Alat Optik dan Penerapannya
dalam Kehidupan Sehari-hari
Mata merupakan alat untuk melihat. Dengan mata, manusia dapat menikmati keindahan
alam dan dapat mempercepat kerja. Akan tetapi, kerja mata terbatas. Sebagai contoh untuk
melihat benda yang kecil dan benda yang letaknya jauh, mata tidak mampu lagi melihat dengan
jelas. Demikian juga untuk mata yang cacat atau rusak.
Untuk itu diperlukan alat bantu mata, misalnya kacamata, lup, mikroskop, dan teropong.
Mata dan alat bantu tersebut dinamakan alat optik.
1. Mata
Mata manusia merupakan organ tubuh yang sangat penting. Mata manusia terdiri dari
bagian-bagian yang fungsinya masing-masing sebagai berikut.
a.
Kornea
Kornea merupakan bagian mata yang keras, dan berfungsi untuk melindungi bagian mata
yang lunak dan sensitif yang berada di belakangnya/di dalamnya.
b.
Pupil
Pupil adalah celah berbentuk lingkaran yang berfungsi agar cahaya dapat masuk ke
dalam mata.
c.
Iris
Iris adalah selaput berwarna hitam atau biru, yang berfungsi mengatur besar dan kecilnya
pupil.
d.
Lensa
Lensa berfungsi membiaskan sinar dari benda yang kemudian menghasilkan bayangan
pada retina.
e.
Aqueous Humour
Aqueous humour adalah cairan di depan lensa mata, berfungsi untuk membiaskan cahaya
ke dalam mata.
f.
Vitreous Humour
Vitreous Humour adalah cairan di dalam bola mata, berfungsi untuk meneruskan cahaya
dan lensa menuju ke retina.
302
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Gambar 14.73
Proses terlihatnya
objek oleh mata
1.
kornea
2.
iris (otot berwarna)
3.
pupil
4.
lensa mata
5.
otot mata
6.
retina
7.
aquaeous humour
8.
vitreous humour
9.
saraf mata
g.
Retina
Retina berfungsi sebagai layar tempat terbentuknya bayangan benda yang tampak oleh
mata. Retina merupakan bagian mata yang penuh saraf yang sensitif terhadap cahaya. Saraf-
saraf tersebut mengirimkan rangsangan ke otak.
Untuk mempermudah mengenai bagian-bagian mata serta fungsinya, coba bandingkan
dengan bagian-bagian dari sebuah kamera.
a. Proses terlihatnya objek oleh mata
Apabila sinar yang berasal dan objek masuk
pada lensa mata kemudian mengalami pembiasan dan
terbentuk bayangan pada retina, mata dapat melihat
objek tersebut. Apabila bayangan yang terjadi tidak
jatuh di retina, mata tidak dapat melihat objek
tersebut. Dengan demikian, syarat agar objek dapat
dilihat dengan jelas oleh mata yaitu bayangan dari
objek harus jatuh tepat pada retina (bintik kuning).
Bola mata bentuknya tetap sehingga jarak retina
terhadap lensa adalah tetap. Hal ini berarti jarak
bayangan yang terbentuk (
s
′
) adalah tetap. Padahal, kenyataannya mata dapat melihat benda
yang jaraknya (
s
) berubah-ubah. Ini berarti jarak fokus lensa mata dapat berubah-ubah. Agar
jarak fokus dapat berubah, kecembungan lensa harus berubah pula. Dari rumus lensa:
, jika
s
′
tetap dan
s
berubah-ubah (dari
s
A
menjadi s
B
),
f
harus berubah-ubah.
Otot yang mengatur kecembungan lensa mata disebut otot akomodasi. Kemampuan
otot tersebut untuk mengubah kecembungan lensa mata disebut
daya akomodasi
. Di sinilah
keistimewaan lensa mata sebagai alat optik yang jarak fokusnya dapat diatur.
Gambar 14.72
Bagian-bagian mata
IPA SMP/MTs Kelas VIII
303
b. Titik dekat dan titik jauh
Jika kita gerakkan sebuah benda dari jarak yang cukup jauh menuju mata, maka suatu
saat benda berada pada posisi batas antara jelas dan tidak jelas. Sebaliknya jika benda kita
jauhkan dari mata suatu saat benda berada pada posisi batas antara jelas dan tidak jelas.
Batas antara jelas dan tidak jelas yang terdekat dan terjauh dari mata disebut daerah penglihatan
mata. Agar objek dapat terlihat jelas oleh mata, letak objek harus pada daerah penglihatan
mata, yaitu daerah antara titik dekat dan titik jauh mata tersebut.
Titik dekat
(punctum
proksimum = pp) ialah jarak yang paling dekat yang dapat dilihat dengan jelas oleh mata
dengan akomodasi maksimum. Pada jarak ini kecembungan lensa mata mencapai maksimum.
Titik jauh
(punctum remotum = pr) ialah jarak yang paling jauh yang dapat dilihat dengan
jelas oleh mata tanpa berakomodasi. Pada jarak ini lensa mata dalam keadaan sepipih-pipihnya.
c. Keadaan mata
Keadaan mata dapat dibedakan menjadi mata normal dan mata cacat.
1) Mata normal (Emetropi)
Untuk mata normal, mempunyai titik dekat kurang lebih 25 sentimeter dan titik jauh tak
terhingga (jauh sekali).
2) Cacat mata (Ametrop)
Cacat mata yang diderita oleh seseorang dapat disebabkan oleh kerja mata yang terlalu
forsir atau cacat sejak lahir
. Ada tiga cacat mata, yaitu rabun jauh, rabun dekat, dan mata tua.
a) Rabun jauh (miopi - terang dekat)
Mata rabun jauh titik dekatnya lebih pendek daripada titik dekat mata normal
(
s < 25 cm) dan titik jauhnya lebih pendek daripada titik jauh mata normal. Oleh karena
itu, orang yang menderita rabun jauh ini tidak dapat membaca dengan jelas pada jarak
baca normal (± 25 cm) orang tersebut dapat membaca dengan jelas pada jarak lebih
pendek dari 25 cm atau hanya dapat melihat benda-benda dekat sehingga cacat ini
sering disebut
terang dekat
.
Gambar 14.74
Rabun jauh
-
a. titik tangkap mata miopi
b. lensa penolong mata miopi
304
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Gambar 14.76
Kacamata dua fokus
S
′
= -10 m
Cacat mata miopi disebabkan
lensa mata terlalu cembung
atau
bola mata terlalu
lonjong
. Dengan demikian, bayangan benda pada jarak baca jatuh di depan retina.
b) Rabun dekat (hipermetropi - terang jauh)
Mata rabun dekat memiliki titik dekat lebih jauh daripada titik dekat mata normal
dan titik jauhnya tak terhingga (~). Sehingga orang yang menderita rabun dekat ini tidak
dapat membaca pada jarak normal (
+25 cm), orang tersebut dapat membaca dengan
jelas pada jarak lebih jauh dari jarak baca normal (
s
n
>25 cm) atau hanya dapat melihat
benda-benda jauh. Oleh karena itu cacat ini sering disebut
terang jauh
.
Cacat mata hipermetropi
disebabkan lensa mata kurang dapat dicembungkan
atau
bola mata terlalu pipih
. Dengan demikian, bayangan dari benda yang terletak
pada jarak baca normal jatuh di belakang retina.
c) Mata tua (presbiopi)
Mata tua ini memiliki titik dekat lebih jauh daripada titik dekat mata normal dan titik
jauhnya lebih pendek daripada titik jauh mata normal. Oleh karena itu, orang yang memiliki
mata tua ini tidak dapat melihat dengan jelas objek yang dekat maupun yang jauh secara
normal. Mata ini sebenarnya tidak cacat, tetapi daya
akomodasinya sudah lemah
.
d. Kacamata
Gambar 14.75
Rabun dekat
lensa cembung
+
a. titik tangkap rabun dekat
b. lensa penolong mata hipermetropi
IPA SMP/MTs Kelas VIII
305
Kacamata berfungsi membantu mata yang cacat agar fungsinya kembali layaknya mata
normal.
1) Rabun jauh (Miopi = terang dekat)
Untuk cacat ini bayangan dari objek yang letaknya jauh jatuh di depan retina. Agar
bayangan jatuh di retina sinar yang masuk pada lensa mata harus menyebar
. Untuk itu di
depan mata harus diberi lensa cekung (divergen). Jadi, untuk mata miopi dapat ditolong dengan
kacamata berlensa cekung
(negatif).
Setelah memakai kacamata berlensa cekung, objek yang letaknya jauh (s = ~) akan
membentuk bayangan maya di titik jauh mata tersebut. Ini berarti s
′
= –pr. Dengan demikian
apabila titik jauh mata tersebut diketahui, ukuran kacamata yang harus dipakai (agar orang
tersebut dapat melihat jauh) dapat ditentukan menggunakan rumus lensa.
Catatan:
Kekuatan lensa yang dipakai dapat juga ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
=
→
p
=
pr = punctum remotum (titik jauh)
2) Rabun dekat (Hipermetropi = terang jauh)
Untuk cacat ini bayangan dan objek yang terletak pada jarak baca (titik dekatnya) jatuh
di belakang retina.
Agar bayangan jatuh di retina sinar yang masuk pada lensa mata, titik
dekat harus lebih mengumpul. Untuk itu di depan mata harus diberi lensa cembung (konvergen).
Jadi, untuk mata hipermetropi dapat ditolong dengan
kacamata berlensa cembung
.
Setelah memakai kacamata berlensa cembung, objek yang terletak pada jarak baca
(
s
= 25 cm) akan membentuk bayangan maya yang terletak pada titik dekat mata tersebut. Ini
berarti
s
′
= –
s
n
. Dengan demikian apabila titik dekat mata tersebut diketahui, ukuran kacamata
yang harus dipakai agar dapat membaca pada jarak baca normal dapat ditentukan dengan
rumus lensa
306
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Kekuatan lensa dapat juga ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
.... (karena
s
= 25 cm dan ukuran dalam meter) maka
pp
= punctum proksimum (titik dekat =
s
n
)
3) Mata tua (Presbiopi)
Mata orang lanjut usia (orang tua) mempunyai kelemahan ganda, yaitu titik dekatnya
lebih jauh dan titik dekat mata normal (s
n
>25 cm), titik jauhnya lebih pendek dan titik jauh
mata normal. Kedua hal tersebut disebabkan daya akomodasinya sudah lemah. Oleh karena
itu, mata tua harus ditolong dengan kacamata
berlensa rangkap (bivokal).
Kekuatan kacamata
tersebut sesuai dengan kekuatan lensa penolong mata miopi dan hipermetropi (bagian bawah
positif, bagian atau negatif).
Sebenarnya masih ada cacat mata yang lain, yaitu
aberasi sferik
. Cacat ini dapat ditolong
dengan kacamata berlensa
silinder.
Contoh soal:
1.
Seseorang bermata terang dekat (rabun jauh) memiliki titik jauh 15 sentimeter akan
membaca sebuah buku pada jarak baca normal (25 sentimeter).
-
Apakah tulisan pada buku kelihatan jelas jika tanpa kacamata? Terangkan!
-
Jenis kacamata apa yang harus dipakai dan berapa ukurannya?
Penyelesaian:
Diketahui
:s
′
= –15 cm
s = 25 cm
Ditanyakan
: -
terbaca jelas atau tidak
-
jenis kacamata yang dipakai dan ukurannya
Jawab:
a.
Titik jauh mata orang tersebut 15 sentimeter, berarti mata tersebut dapat melihat
benda maksimum jarak benda terhadap mata adalah 15 sentimeter. Oleh karena
dia membaca pada jarak 25 sentimeter, tulisan tampak tidak jelas (kabur) sebab
bayangan tulisan jatuh di depan retina.
IPA SMP/MTs Kelas VIII
307
b.
Agar tulisan dapat terbaca dengan jelas pada jarak baca normal (
s
= 25 cm)
diperlukan kacamata dengan lensa yang dapat membentuk bayangan di titik jauh
mata ini (
s
′
= –15 cm), yaitu lensa negatif yang ukuran kacamatanya –2
dioptri.
2.
Seseorang bermata terang jauh (rabun dekat) memiliki titik dekat 50 sentimeter, akan
membaca buku pada jarak baca normal (25 sentimeter).
a.
Apakah tulisan pada buku tersebut kelihatan jelas jika tanpa kacamata? Terangkan!
b.
Jenis kacamata apa yang harus dipakai?
Penyelesaian:
Diketahui
: Rabun dekat,
s
n
= 50 cm akan membaca pada jarak baca normal.
Ditanyakan
: - yang terbaca jelas atau tidak
- jenis dan ukuran kacamata yang dipakai
Jawab:
a.
Titik dekat mata orang tersebut 50 sentimeter. Jika tulisan diletakkan pada jarak 25
sentimeter, tulisan akan tampak tidak jelas (kabur) sebab bayangan jatuh di belakang
retina atau benda di luar daerah penglihatan mata.
b.
Agar dapat membaca tulisan tersebut dengan jelas pada jarak normal (
s
= 25 cm)
diperlukan kacamata dengan lensa yang dapat membuat bayangan
maya
dari benda
pada titik dekat mata orang tersebut (
s
′
= –s
′
,
s
n
= –50 cm), yaitu sebuah lensa
positif, yaitu
p
dioptri
3.
Seseorang berumur 70 tahun sedang membaca pada jarak 50 sentimeter. Titik jauh
mata orang itu 15 meter. Apabila orang tersebut menginginkan membaca dan melihat
jauh seperti orang bermata normal, kacamata apakah yang harus dipakai dan berapa
ukurannya?
Penyelesaian:
s
′
= 50 cm
Titik jauh (
pr
) = 10 m = 1.000 cm
Ditanyakan
: - jenis kacamata yang dipakai
- ukuran kacamata
Jawab:
a.
Untuk membaca
Agar dapat membaca pada jarak normal 25 cm, orang tua tersebut harus memakai
kacamata berlensa
positif
yang dapat membentuk bayangan di titik dekat mata
orang tua tersebut (
s
′
= –50 cm). Kekuatan kacamatanya =
dioptri.
308
IPA SMP/MTs Kelas VIII
b.
Untuk melihat jauh
Agar orang tua tersebut dapat melihat jelas (
s
= ~), orang itu harus memakai
kacamata berlensa
negatif
yang dapat membentuk bayangan di titik jauh orang itu
(
s
′
= -10 meter). Sehingga
P
dioptri.
Jadi, orang tua tersebut harus memakai kacamata rangkap (bivokal) dengan ukuran
+2 dioptri dan -0,1 dioptri.
2. Kamera
Kamera merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan fotografi pada
film negatif. Pada dinding muka kamera terdapat lubang kecil yang berguna untuk memasukkan
berkas-berkas cahaya dengan melewati lensa positif yang disebut lensa objektif. Melalui lensa
objektif tersebut, terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil pada film negatif.
Untuk membentuk bayangan yang jelas, jarak bayangan harus diatur besar kecilnya,
yaitu dengan cara menggeserkan lensa objektif ke dalam atau ke luar. Untuk mengatur kekuatan
cahaya dipergunakan sebuah
diafragma
yang dapat diatur besar kecilnya. Sebagai pelat film
dipakai pelat
celluloid
yang dilapis dengan lapisan gelatin dengan
perak-bromida
yang
menghasilkan negatifnya. Setelah dicuci, negatif tersebut dipakai untuk mendapatkan gambar
positif pada kertas potret, yaitu kertas yang ditutup dengan lapisan tipis
kolodium
yang
dicampuri
perak-klorida.
Kalau gambar yang ditimbulkan itu pada sebidang kaca atau film
dinamakan diapositif.
Kamera lain adalah kamera digital, prinsip kerjanya dengan kamera film sama, bedanya
film diganti kartu memori sebagai penyimpan gambar.
Gambar 14.77
Kamera
IPA SMP/MTs Kelas VIII
309
3. Lup
Lup digunakan untuk mengamati benda-benda kecil agar tampak besar dan jelas. Alat
ini sering dipakai, antara lain oleh tukang arloji, pedagang kain, dan pedagang intan. Lup
terdiri dari sebuah lensa cembung. Ada dua cara dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata
berakomodasi dan dengan mata tak berakomodasi.
a. Mata berakomodasi maksimum
Pada saat mata belum memakai lup, sebuah benda akan tampak paling jelas jika benda
diletakkan paling dekat pada titik dekat mata tersebut (
s
=
s
n
). Dengan demikian, mata melihat
benda dengan sudut pandang a.
Agar benda tampak lebih besar dan jelas perlu dipergunakan lup. Benda yang diamati
harus diletakkan pada jarak kurang dari jarak titik api lup tersebut (
s
<
f
).
Untuk mata yang menggunakan lup dengan berakomodasi maksimum, bayangan yang
terjadi adalah maya, tegak, lebih besar, dan terletak pada titik dekat mata tersebut sehingga
s
′
= –
s
n
.
Dengan memakai lup, mata melihat benda dengan sudut pandang b. Dengan demikian,
terjadi perbesaran yang disebut
perbesaran sudut (anguler)
=
γ
(gamma).
Hal itu secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
γ
=
. Karena sudut-sudutnya kecil, dapat ditulis:
Karena
s
=
maka
a. posisi benda untuk mata berakomodasi maksimum
b. mata berakomodasi maksimum saat memakai lup
Gambar 14.78
Penggunaan lup
310
IPA SMP/MTs Kelas VIII
b. Mata tak berakomodasi
Mengamati benda dengan menggunakan lup dan dengan mata berakomodasi secara
terus-menerus akan melelahkan mata. Oleh karena itu, pengamatan dapat dilakukan dengan
mata tak berakomodasi.
Menggunakan lup dengan mata tak berakomodasi, benda yang diamati harus diletakkan
di titik fokus lup tersebut (
s
=
f
). Perhatikan gambar.
Lup untuk mata tak berakomodasi
s
=
f
adalah rumus perbesaran anguler lup untuk mata tidak berakomodasi
Seorang tukang arloji mempunyai titik dekat 40 sentimeter, menggunakan lup. Dengan
mata berakomodasi, tukang arloji itu memperoleh perbesaran 5 kali.
a.
Berapakah kekuatan lup tersebut?
b.
Berapakah perbesaran sudutnya jika mata tak berakomodasi?
4. Mikroskop
Mikroskop digunakan untuk mengamati benda-benda renik, misalnya bakteri dan klorofil
daun. Alat ini terdiri dari lensa objektif, berupa lensa cembung dan lensa okuler, juga berupa
lensa cembung. Lensa objektif adalah lensa yang dekat dengan objek dan lensa okuler adalah
lensa yang dekat dengan mata (
oculus
).
Agar benda yang diamati dapat kelihatan besar sekali dan mikroskop tidak terlalu panjang,
f
objektif dibuat lebih pendek dari
f
okuler (lensa objektif lebih kuat daripada lensa okuler).
Benda yang akan diamati diletakkan di depan lensa objektif antara titik
F
dan 2
F
atau
(f
<
s
< 2
f
).
F
2
F
1
Gambar 14.79
Menggunakan lup dengan
mata tak terakomodasi
Kecakapan Kontekstual
IPA SMP/MTs Kelas VIII
311
Bayangan yang dibentuk lensa objektif dianggap benda oleh lensa okuler. Lensa okuler
berfungsi sebagai
lup
.
Dalam pemakaian sehari-hari posisi mikroskop biasanya tegak sehingga sumbu utama
mikroskop tersebut juga tegak. Akan tetapi, untuk mempermudah dalam mengikuti jalannya
sinar, sumbu utama mikroskop dilukis mendatar. Pengamatan menggunakan mikroskop dapat
dilakukan dengan mata berakomodasi maksimum dan mata tak berakomodasi.
a. Mata berakomodasi maksimum
Perhatikan gambar 14.80a di bawah ini. Oleh karena lensa okuler berfungsi sebagai lup,
untuk pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum, lensa okuler diatur demikian agar
bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif jatuh di antara titik 0 dan F lensa okuler.
Dengan demikian, perbesaran anguler dapat dicari sebagai berikut.
, maka
(rumus perbesaran mikroskop untuk mata berakomodasi
maksimum)
Panjang mikroskop dapat dinyatakan:
L
=
s
′
ob
+
s
ok
b. Mata tak berakomodasi
Perhatikan gambar14.80b. Oleh karena lensa okuler berfungsi sebagai lup, untuk
pengamatan dengan mata tak berakomodasi, lensa okuler harus digeser demikian agar
bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif jatuh pada
F
(
titik fokus
) lensa okuler. Dengan
demikian, perbesaran
angulernya
dapat dicari sebagai berikut.
Gambar 14.80a
Menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum
objektif
312
IPA SMP/MTs Kelas VIII
→
(rumus perbesaran mikroskop untuk mata tak berakomodasi)
Panjang mikroskop dapat dinyatakan:
L =
s
′
ob
+
f
ok
5. Teropong
Teropong merupakan alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang letaknya
jauh agar kelihatan lebih dekat dan jelas. Ada beberapa jenis teropong. Dipandang dari letak
objeknya dapat dibedakan menjadi teropong bintang dan teropong medan.
a. Teropong bintang
Teropong bintang digunakan untuk mengamati benda-benda langit, seperti bintang, planet,
dan satelit. Teropong ini sering disebut
teropong astronomi
. Menurut jalannya sinar, teropong
bintang dapat dibedakan menjadi
teropong bias
dan
teropong pantul
. Teropong bias dan
teropong pantul menggunakan prinsip yang sama.
1) Teropong bias
Teropong bias menggunakan lensa objektif dan okuler yang berupa lensa cembung.
Oleh karena jalannya sinar yang masuk pada teropong dibiaskan oleh lensa, teropong ini
disebut
ter
opong bias
. Objek yang diamati letaknya sangat jauh sehingga bayangan yang
Gambar 14.80b
Menggunakan mikroskop dengan mata tak berakomodasi
objektif
IPA SMP/MTs Kelas VIII
313
dibentuk lensa objektif terletak pada titik fokus objektif. Bayangan itu dianggap sebagai benda
oleh lensa okuler.
Lensa
okuler berfungsi sebagai lup. Agar bayangan yang terjadi besar dan
jelas, diusahakan
f
objektif lebih panjang dibandingkan
f
okulernya. Pengamatan bintang
dengan menggunakan teropong dapat dilakukan dengan mata berakomodasi maksimum dan
mata tak berakomodasi.
a) Mata berakomodasi maksimum
Perhatikan gambar 14.81! Oleh karena lensa okuler berfungsi sebagai lup, untuk
pengamatan dengan mata berakomodasi lensa okuler digeser sedemikian agar bayangan yang
dibentuk oleh lensa objektif jatuh di antara
F
dan
O
lensa okuler
. Gambar 14.81.
Dengan demikian, perbesarannya adalah:
(untuk sudut kecil)
(karena
s
′
ob
=
f
ob
)
maka
(rumus perbesaran teropong bias untuk mata berakomodasi maksimum)
Panjang teropong dapat dinyatakan:
L
=
f
ob
+
s
ok
b) Mata tak berakomodasi
Untuk mata tak berakomodasi, lensa okuler yang berfungsi sebagai lup diatur sedemikian
rupa agar bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif tepat berada pada titik fokus (
F
) lensa
okuler
. Perbesarannya dapat dicari sebagai berikut.
Gambar 14.81
Menggunakan teropong bias dengan mata
berakomodasi maksimum
d
314
IPA SMP/MTs Kelas VIII
(untuk sudut kecil)
(karena
s
ob
,
s
ok
–
f
ok
)
maka
rumus perbesaran anguler teropong bias, untuk mata tak berakomodasi.
Coba lukis terjadinya bayangan pada teropong bias untuk mata tak berakomodasi
dan tuliskan panjang teropong tersebut!
Catatan
Benda-benda langit pada umumnya berbentuk bulat. Oleh karena itu, meskipun
bayangan yang terjadi terbalik, tidak terlalu menjadi masalah. Karena meski terbalik,
bentuknya tetap bulat.
Di dalam pengamatan dengan teropong, biasanya sumbu teropong diarahkan ke
pusat benda (yang bulat). Dengan demikian, yang tampak pada lukisan teropong
bintang sebenarnya hanya jari-jarinya.
b. Teropong medan (teropong bumi)
Untuk melihat benda-benda yang jauh di permukaan bumi sebenarnya dapat digunakan
teropong bintang, tetapi bayangan yang tampak terbalik.
Oleh karena itu, dibuatlah teropong yang dapat digunakan untuk mengamati objek jauh
yang terletak di permukaan bumi yang menghasilkan bayangan tegak. Alat ini disebut
teropong
bumi
. Teropong ini juga sering digunakan dalam pelayaran, pendakian gunung, dan pada
medan pertempuran. Teropong bumi sering disebut
teropong medan
.
Teropong medan terdiri dari tiga lensa, yaitu lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa
okuler yang masing-masing berupa lensa cembung. Lensa pembalik hanya berfungsi untuk
membalik bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif agar menjadi tegak. Selain itu, lensa
pembalik tidak mengakibatkan perbesaran. Untuk itu bayangan yang dibentuk lensa objektif
harus diletakkan pada jarak 2
f
lensa pembalik
.
Kecakapan Personal
IPA SMP/MTs Kelas VIII
315
Lensa okuler berfungsi sebagai lup. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teropong
medan sebenarnya merupakan teropong bintang yang dilengkapi lensa pembalik yang diletakkan
di antara lensa objektif dan lensa okuler. Pengamatan dengan menggunakan teropong medan
dapat dilakukan dengan mata berakomodasi maksimum dan mata tak berakomodasi.
z
Mata berakomodasi maksimum
Perhatikan gambar 14.82! Oleh karena lensa pembalik tidak mengakibatkan perbesaran,
perbesaran teropong medan sama dengan perbesaran teropong bintang (bias). Dengan
demikian, untuk mata berakomodasi perbesaran angulernya adalah:
Panjang teropong adalah:
L = F
ob
+ 4f
p
+ s
ok
Coba lukis bayangan yang terjadi pada teropong medan untuk pengamatan oleh
mata yang tidak berakomodasi, serta tuliskan mengenai perbesaran anguler dan
panjang teropong.
Coba bandingkan panjang teropong saat digunakan oleh mata yang tidak
berakomodasi dengan panjang teropong saat digunakan oleh mata berakomodasi!
Mana yang lebih panjang?
d. Teropong prisma
Teropong medan ukurannya memang
panjang. Agar teropong tersebut menjadi relatif
pendek/praktis, untuk itu lensa pembaliknya
diganti dengan sepasang prisma sehingga
menjadi teropong prisma.
Gambar 14.82
Teropong bumi, mata berakomodasi maksimum
s
′
ok
= -s
n
Gambar 14.83
Teropong prisma
Keterkinian
316
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Sebuah teropong mempunyai jarak lensa objektif dan okuler 1,0 meter. Teropong
itu digunakan oleh seorang yang berpenglihatan normal, ternyata mempunyai
perbesaran sudut 99
×
. Hitung berapa jarak fokus lensa objektif dan okulernya!
1.
Ada dua orang memakai kacamata dan sedang berkemah. Yang satu bermata
terang dekat dan yang lain bermata terang jauh. Mereka ingin membuat api
dengan sinar matahari. Kacamata siapa yang tepat untuk dipergunakannya?
Berikan penjelasan!
2.
Seorang rabun dekat (hipermetropi) tidak dapat melihat dengan jelas suatu
objek yang lebih dekat dari 50 sentimeter. Agar dapat membaca pada jarak
normal (25 sentimeter), berapakah ukuran lensa kacamata yang harus ia pakai?
3.
Jarak benda yang terdekat yang dapat dilihat dengan jelas oleh orang lanjut
usia adalah 40 sentimeter. Agar orang itu dapat melihat seperti mata normal,
tentukan ukuran lensa kacamata yang harus dipakai!
4.
Dua orang A dan B masing-masing mempunyai titik dekat 25 sentimeter dan 75
sentimeter. Keduanya ingin menggunakan kaca pembesar sama. Berilah
penjelasan siapa yang paling besar menghasilkan kaca pembesar!
5.
Dapatkah lensa negatif digunakan sebagai kaca pembesar? Berilah
penjelasannya!
1.
Getaran adalah gerakan bolak-balik secara periodik melalui titik keseimbangan.
2.
Gelombang adalah getaran yang merambat.
3.
Menurut arah rambatnya gelombang dibedakan menjadi gelombang transversal dan
gelombang longitudinal.
Kecakapan Personal
Kecakapan Kontekstual
Rangkuman
IPA SMP/MTs Kelas VIII
317
4.
Bagian penting dan mata antara lain kornea, iris, lensa, dan retina.
5.
Benda terlihat oleh mata jika bayangan benda jatuh pada retina.
6.
Daya akomodasi adalah kemampuan dari otot mata untuk mengubah kecembungan lensa
mata.
7.
Titik dekat (punctum proksimuni) ialah titik yang terdekat yang dapat dilihat dengan jelas
saat mata berakomodasi maksimum.
8.
Titik jauh (punctum remotum) ialah titik yang terjauh yang dapat dilihat dengan jelas saat
lensa mata sepipih-pipihnya.
9.
Kerjakan di buku tugasmu!
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
No.
Keadaan
Titik
Dekat
1.
2.
3.
4.
Normal
Rabun jauh
Rabun dekat
Mata tua
25 cm
<25 cm
>25 cm
>25 cm
Titik
Jauh
~
~
~
~
Penyebab
-
Lensa mata terlalu cembung
(bola mata lonjong)
Lensa mata terlalu pipih/bola
mata pipih
-
Ditolong
Kacamata
Berlensa
-
negatif
cembung
rangkap
(bifocal)
Uji Kompetensi
A
B
O
O
′
1.
Dari ayunan di samping, jika O titik
setimbang, A dan B simpangan terjauh,
maka amplitudo getarannya adalah ....
a. OA
c. AB
b. OB
d. O
′
B atau O
′
A
2.
Sebuah beban 20 gram digantungkan di
ujung pegas, kemudian ditarik hingga
menyimpang 4 cm dan dilepaskan hingga
bergerak harmonis. Amplitudo getaran
disebut ....
a. kurang dari 4 cm
b. lebih dari 4 cm
c. 3 cm
d. 4 cm
318
IPA SMP/MTs Kelas VIII
3.
Sebuah ayunan seperti soal nomor 1
mempunyai periode 0,4 sekon. Waktu
yang dibutuhkan dari B sampai ke A
adalah ....
a. 0,1 s
c. 0,3 s
b. 0,2 s
d. 0,4 s
4.
Getaran yaitu ....
a. gerak bolak-balik
b. gerak bolak-balik melalui titik
seimbang
c. gerak yang membalik
d. gerak yang simpangannya tidak
sebanding dengan gaya
5.
Posisi benda yang bergetar seperti pada
gambar di bawah, titik yang disebut titik
seimbang ....
a. A, C, E
c. C, D, E
b. B, C, D
d. A, B, C
6.
Panjang gelombang pada gambar di
bawah adalah ....
a. 2,5 m
c. 1,5 m
b. 2,0 m
d. 1,25 m
y (cm)
7.
Cahaya dapat melalui ruang hampa,
maka termasuk gelombang ....
a. longitudinal
b. transversal
c. mekanik
d. elektromagnetik
8.
Panjang gelombang di bawah adalah ....
a. 5 cm
c. 15 cm
b. 10 cm
d. 20 cm
9.
Kecepatan gelombang radio adalah
3
×
10
8
m/s. Jika radio menangkap
siaran RRI yang bekerja pada gelombang
60 m, maka frekuensi gelombangnya ....
a. 50 MHz
c. 50 KHz
b. 5 MHz
d. 5 KHz
10. Gelombang sferik terpantul pada
permukaan datar, gelombang pantulnya
berupa ....
a. gelombang sferik yang seletak (tidak
berubah posisi)
b. gelombang sferik yang membalik
c. gelombang datar
d. gelombang longitudinal
11. Bunyi termasuk gelombang ....
a. yang menjalar lewat hampa
b. transversal
c. elektromagnet
d. longitudinal
Em
IPA SMP/MTs Kelas VIII
319
12. Bunyi terjadi karena adanya,
kecuali
....
a. sumber bunyi yang bergetar
b. cepat rambat bunyi
c. medium (zat antara)
d. pendengar
13. Laju bunyi berfrekuensi 400 Hz di udara
340 m/s, bunyi berfrekuensi 800 Hz.
Pada udara tersebut mempunyai laju ....
a. 850 m/s
c. 340 m/s
b. 680 m/s
d. 170 m/s
14. Kecepatan bunyi di udara 320 m/s,
resonansi pertama terjadi pada panjang
kolom udara 20 cm. Frekuensi garputala
....
a. 400 Hz
b. 420 Hz
c. 500 Hz
d. 512 Hz
15. Salah satu perbedaan antara gema dan
gaung adalah ....
a. gaung memperjelas bunyi asli, gema
tidak
b. gaung mengaburkan bunyi asli, gema
memperjelas bunyi asli
c. jarak bidang pantul yang meng-
hasilkan gaung lebih jauh
d. selang waktu datangnya gaung lebih
cepat
16. Bila panjang dawai diperpendek menjadi
setengahnya, maka frekuensinya ....
a. naik 4 kalinya
c. turun 4 kali
b. naik 2 kalinya
d. turun 3 kali
17. Bayangan benda di depan cermin datar
bersifat ....
a. maya, tegak, sama besar
b. maya, tegak, diperbesar
c. maya, tegak, diperkecil
d. nyata, terbalik, sama besar
18. Sinar AB terpantul pada cermin datar
seperti gambar di bawah. Sudut datang
sinar AB ....
a. 30
o
c. 60
o
b. 50
o
d. 90
o
19. Sinar pantul dengan sinar datang AB dari
gambar di atas, bersudut ....
a. 60
o
c. 120
o
b. 90
o
d. 150
o
20. Lukisan pembiasan cahaya dari udara ke
air seperti gambar, yang menyatakan
indeks bias air adalah ....
a.
c.
b.
d.
air
udara
320
IPA SMP/MTs Kelas VIII
21. Indeks bias air =
, indeks bias gelas
. Indeks bias relatif air terhadap gelas
....
a.
c.
b. 2
d.
22. Lensa cembung bersifat ....
a. menyebarkan sinar bias
b. membuat sinar sejajar sumbu utama
c. mengumpulkan sinar
d. maya titik apinya
23. Benda yang berada di tak terhingga dari
lensa cembung yang berjarak titik api 15
cm terbentuk bayangan benda itu pada
jarak ....
a. 15 cm di depan lensa
b. 15 cm di belakang lensa
c. 30 cm di depan lensa
d. 30 cm di belakang lensa
24. Sebuah lensa jarak titik apinya 40 cm,
kekuatan lensa itu ....
a. 25 D
b. 2,5 D
c. 0,25 D
d. 0,025 D
25. Dua buah lensa cembung masing-masing
berkekuatan 50 D dan 5 D dipasang
sejajar hingga sumbu utamanya berimpit,
agar benda di tak terhingga dari lensa
pertama dibentuk bayangannya di tak
terhingga oleh lensa kedua, jarak kedua
lensa itu ....
a. 55 cm
b. 22 cm
c. 5,5 cm
d. 2,2 cm
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!
1.
Bilamana sebuah benda dikatakan bergetar?
2.
Sebuah benda bergetar, jumlah getaran yang dilakukan dalam 15 sekon adalah 75 kali.
Tentukan:
a. frekuensi getarannya
b. periode getarannya
3.
Gelombang laut memecah di pantai sebanyak 2 gelombang tiap setengah sekon. Berapa
periode gelombang itu?
4.
Sebutkan 5 contoh gelombang elektromagnetik!
5.
Sebuah pemancar bersiaran pada panjang gelombang 100 m, cepat rambat
gelombang radio 3
×
10
8
m/s. Berapa MHz frekuensi gelombang radio itu?
6.
Mengapa orang di bulan tidak dapat berkomunikasi dengan suara? Jelaskan!
IPA SMP/MTs Kelas VIII
321
7.
Pulsa-pulsa gelombang bunyi dikirimkan dari kapal ke dasar laut. Gemanya diterima
setelah 2 se
kon. Bila laju bunyi di air 1.400 m/s, hitung dalamnya laut!
8.
Bila nada c
1
= 528 Hz, hitung frekuensi nada a
1
!
9.
Garputala B
3
oktaf dari garpu tala berfrekuensi 400 Hz. Hitung frekuensi garpu tala B
3
tersebut!
10. Bila nada dasar dawai yang panjangnya 80 cm = 400 Hz, maka nada dasar dawai yang
panjangnya 40 cm berapa Hz?
11. Dua cermin datar membentuk 5 buah bayangan dari sebuah benda di antara 2 cermin
yang berhadapan tersebut. Berapa sudut antara kedua cermin tersebut?
12. Sebuah cermin cekung mempunyai jarak titik api 15 cm, hitunglah jarak bayangan,
perbesaran serta sifat bayangan jika benda yang tingginya 2 cm berada 10 cm di depan
cermin tersebut!
13. Cermin cembung jari-jarinya 40 cm, sebuah benda berada 20 cm di depan cermin
tersebut:
a. Lukis bayangannya!
b. Tentukan perbesarannya!
14. Dua lensa dengan jarak fokus masing-masing 3 sentimeter dan 45 sentimeter akan
dipergunakan untuk membuat teleskop. Lensa mana yang tepat dipakai sebagai lensa
objektif? Berilah penjelasannya!
15. Teropong astronomi mempunyai perbesaran sudut 184 kali dan jarak fokus objektif 80
sentimeter. Berapakah jarak fokus lensa okuler teropong tersebut?
Tugas Mandiri
Kerjakan dengan jelas!
1.
Sistem dua cermin datar. Bila
α
= 70o,
berapakah
θ
?
θ
Tugas Proyek
322
IPA SMP/MTs Kelas VIII
2.
Dua cermin datar sejajar berjarak 8 cm,
sedangkan panjangnya 2,5 m. Sinar PA terpantul
berturut-turut oleh cermin 1, 2, dan seterusnya.
Setelah mengalami berapa kali pemantulan sinar
PA keluar dari sistem dua cermin tersebut?
3.
Sebuah mikroskop mempunyai kekuatan lensa objektif 50 dioptri. Sebuah objek
diletakkan pada jarak 2,2 sentimeter di bawah objektif. Jika perbesaran lensa okuler 10
kali, tentukan perbesaran mikroskop tersebut!
Tugas kelompok
1.
Pada saat beban berada di B dan D beban berhenti
sejenak dan ketika beban di A dan C, E beban
lajunya terbesar.
a.
Mana yang menyatakan amplitudo?
b.
Mana yang menyatakan waktu satu periode?
c.
Ke mana arah gerak beban ketika berada di C
dan E?
2.
Bila pasir mengucur dari lubang corong di
samping yang bergetar harmonis dan kertas
digerakkan tegak lurus arah getaran corong:
a. Gambarlah garis yang merupakan cucuran
pasir pada kertas!
b. Samakah amplitudo getaran dengan
amplitudo grafik cucuran pasir?
3.
Sebuah teropong astronomi mempunyai jarak fokus lensa objektif dan okuler masing-
masing 92 sentimeter dan 0,8 sentimeter. Teropong digunakan oleh seorang pengamat
yang bermata normal untuk melihat bintang dengan mata tak berakomodasi. Hitung
perbesaran sudut teropong tersebut!
IPA SMP/MTs Kelas VIII
323
Kerjakan di buku tugasmu!
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1.
Gelombang yang mempunyai rapatan
dan renggangan disebut gelombang ....
a. longitudinal
b. transversal
c. mekanik
d. elektromagnetik
2.
Gelombang yang mempunyai puncak
dan lembah disebut gelombang ....
a. longitudinal
b. transversal
c. mekanik
d. elektromagnetik
3.
Cahaya dapat melalui ruang hampa,
maka termasuk gelombang ....
a. longitudinal
b. transversal
c. mekanik
d. elektromagnetik
4.
Vibrator bergetar dengan frekuensi 50
Hz, amplitudo 4 cm, maka frekuensi dan
amplitudo gelombang pada tali adalah ....
a. 50 Hz dan 2 cm
b. 50 Hz dan 4 cm
c. 25 Hz dan 2 cm
d. 25 Hz dan 4 cm
5.
Benda di ujung pegas berayun, jumlah
ayunan sebanyak 30 ayunan dilakukan
selama 0,6 menit. Periode ayunan itu ....
a. 0,02 s
c. 1,2 s
b. 0,12 s
d. 18 menit
6.
Satuan frekuensi dalam Sistem Inter-
nasional,
kecuali
....
a. Hz
c. MHz
b. S
-1
d. cps
7.
Getaran harmonis dengan periode 0,02
sekon, frekuensi getaran tersebut ....
a. 2 Hz
c. 20 Hz
b. 5 Hz
d. 50 Hz
8.
Yang menentukan periode ayunan beban
seperti gambar di bawah adalah ....
a. panjang ayunan (
l
)
b. laju (
v
)
c. massa (
m
)
d.
l
dan
m
9.
Hubungan yang benar adalah ....
a. sin
i
(
n
2
) = sin
r
(
n
1
)
b. sin
i
(
n
1
) = sin
r
(
n
2
)
c. sin
i
×
sin
r
=
n
1
×
n
2
d. sin
i
sin
r
=
i
r
n
1
n
2
Latihan Soal Akhir Semester II
324
IPA SMP/MTs Kelas VIII
10. Yang dimaksud sudut deviasi adalah
sudut ....
a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
11. Indeks bias prisma 1,6 sudut pembias
prisma 8
o
, maka sudut deviasi minimum-
nya adalah ....
a. 12,8
o
c. 4,8
o
b. 5
o
d. 4
o
12. Cermin cekung bersifat ....
a. membentuk bayangan maya
b. membentuk bayangan nyata
c. menyebarkan sinar
d. mengumpulkan sinar
13. Lukisan pembentukan bayangan yang
tepat pada cermin cekung adalah ....
a.
b.
c.
d.
14. Semua benda di depan cermin cembung
bayangannya ....
a. maya, tegak, diperkecil
b. maya, tegak, diperbesar
c. nyata, tegak, diperkecil
d. nyata, terbalik, diperbesar
15. Cermin yang paling tepat digunakan
untuk spion kendaraan adalah ....
a. cekung
c. cembung
b. datar
d. parabola
16. Sudut pantul sinar pada cermin II adalah
....
a. 80
o
c. 40
o
b. 60
o
d. 20
o
17. Benda yang berada di fokus lensa
cembung akan terbentuk bayangannya
di ....
a. 2
F
b.
F
c. pusat kelengkungan
d. tak terhingga
18. Semua benda yang berada di depan
lensa cekung bayangannya adalah ....
a. maya, diperbesar, terbalik
b. nyata, diperkecil, tegak
c. nyata, diperbesar, terbalik
d. maya, tegak, diperkecil
IPA SMP/MTs Kelas VIII
325
19. Sebuah benda terletak 20 cm di depan
lensa cembung yang jarak titik apinya 4
cm, bayangannya terletak sejauh ....
a. 16 cm
c. 10 cm
b. 15 cm
d. 5 cm
20. Sebuah lensa cekung kekuatannya -
dioptri, jarak titik apinya ....
a. -2 cm
c. -200 cm
b. -20 cm
d. -2.000 cm
B. Jawablah dengan benar pertanyaan berikut ini!
1.
Jelaskan bunyi hukum Newton!
2.
Sebutkan jenis-jenis gaya dan bentuk bentuk energi!
3.
Jelaskan perbedaan tekanan benda padat, cair, dan gas!
4.
Sebuah mikroskop mempunyai jarak fokus lensa objektif dan okuler masing-masing 2,5
mm dan 5 sentimeter. Seorang bermata emetropi menggunakan mikroskop tanpa
berakomodasi. Ternyata, didapatkan perbesaran sudut 250 kali. Hitung panjang
mikroskop tersebut!
5.
Sebutkan macam-macam alat-alat optik dalam penerapannya pada kehidupan sehari-
hari.
IPA SMP/MTs Kelas VIII
326
Daftar Pustaka
Allonso, Finn. 2004.
Fundamental Physics.
Vol. 1, 2, dan 3. New York : Addison Wesly
Publishing Company.
Athur Beiser, Diterjemahkan oleh The Houw Liong Ph. D. 1986.
Konsep Fisika Modern
.
Jakarta : Erlangga.
Abdul Basir dkk. 1986.
Energi Gelombang dan Medan Jilid 2a dan 2b
. Semarang : Effhar
Offset.
Ahmad Ramali dan K, St. Pamoentjak. 1993.
Kamus Kedokteran
. Jakarta : Penerbit
Djambatan.
Arm, Karen and Pamela S. Camp. 2000.
Biology : A Journey Into Life
. New York : Sounders
College Publishing.
________, 2000.
Biology
. Philadelphia : Sounders College Publishing.
Ayala, Fransisco J. and Janet L. Hopson. 2001.
Study Guide to Accompany Essentials of
Biology
. New York : Mc Graw-Hill Inc.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006.
Standar Isi
, yang penggunaannya
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun
2006.
Baker J.J.W dan G.E Allen. 2000.
A Course in Biology
. London : Addison - Wesley Pub-
lishing Company.
Brosnan, Deborah M. and Janet L. Hopson. 2001.
Study Guide to Accompany Essentials
of Biology
. New York : Mc Graw-Hill Inc.
Brum G.D dan L.K. Mc Kane. 2000.
Biology, Exploring Life.
New York : John Wiley &
Sons.
Bambang Hidayat, Dr. dkk.
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Jilid 1, 2, dan 3.
Benny Suprapto dkk. 1986.
Energi Gelombang dan Medan
. Semarang : Effhar Offset.
David Holliday; Robert Resnick, Diterjemahkan oleh Pantur Silaban Ph.D. 1987.
Fisika
.
Jakarta : Erlangga.
Davis, Bernard D. et. al 2001.
Microbiology
. New York : Harper and Row Publishers.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002.
Biologi 3 SMA
. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Herlog Nursanyoto, dkk. 1992.
IL
. Massachusetts : PT Golden Terayon Press Edition.
Hiskia Achmad dkk. 1985.
Ilmu Kimia 1
. Semarang : PT. Panji Graha.
Keith Wicks. D
iterjemahkan oleh Prof. Dr. Bambang Hidayat.
2000.
Bintang dan
Planet
. Jakarta : PT. Widyadara.
327
IPA SMP/MTs Kelas VIII
Kursus Pendalaman Materi IPA - SLU. 2004.
Kumpulan Diktat Kuliah Fisika
. Banduung
: Percetakan ITB.
Gunawan Suratmo. 2003. F. AMDAL. Yogyakarta : UGM.
Kuswanto, 2002.
IPBA
. Surakarta : Tiga Serangkai.
Kuswanto, 2002.
IPA
. Surakarta : Tiga Serangkai.
Kuswanto, 2000.
Dasar-dasar Geografi Alam-Falak
. Surakarta : Tiga Serangkai.
Soedjiran Resosoedarma. 2000.
Pengantar Ekologi
. Jakarta : IKIP
Soepono, M.Sc. dkk. 1999.
Energi Gelombang dan Medan Jilid 1
. Bandung : Star Offset.
________________, 2000.
Zat dan Energi 1, 2, dan 3
. Semarang : PT Masscom Graphy.
Sutrisno, 1979.
Fisika Dasar, Gelombang dan Optik
. Bandung : Percetakan ITB.
______, 1983.
Fisika Dasar, Fisika Modern
. Bandung : Percetakan ITB.
Storrer, T.I. and R.L. 2004. Usinger.
General Zoology
. New York : Mc Graw-Hill Book
Company.
Sukarno dkk. 2002.
Biologi 3 SMA
. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suryo, 1992.
Genetika
. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Tootil, Elisabeth. 2002.
Dictionary of Biology
. New York : Facts on File Inc.
Tortora, Gerard J et al. 2001.
Microbiology
. Redwood City, California : The Benjamin/
Cummings, Publishing Company Inc.
Tom Duncan. 2001.
BCSE Physics
. Printed in Great Britani by The Alden Press, Oxford.
PK Barus dan Poernomo Imam.
Fisika 1
. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
IPA SMP/MTs Kelas VIII
328
Glosarium
Akromegali
:
pertumbuhan sendi-sendi membesar.
Antagonis
:
kerja otot yang s
aling berlawanan.
Artikulasi
:
hubungan antartulang.
Asam
:
zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H
+
.
AT P
:
adenosin tri phosfat;
tenaga pada tubuh hasil metabolisme yang siap untuk
digunakan.
Auksin
:
zat tumbuh yang ada di ujung batang.
Besaran pokok
:
besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu untuk menetapkan
satuan besaran-besaran yang lain.
Besaran turunan
:
besaran yang satuannya dit
urunkan atau dijabarkan dari satuan besaran
pokok.
Daya akomodasi
:
kemampuan mata untuk memperbesar kekuatan lensanya.
Diagram fase
:
diagram tekanan terhadap suhu, digunakan untuk melihat karakteristik air
dan zat lainnya.
Faksis
:
gerak seluruh tubuh tumbuhan karena rangsang dari luar.
a. bila rangsang cahaya disebut fototaksis
b. bila rangsang zat kimia, kemotaksis
Gulma
:
tanaman pengganggu.
Gigantisme
:
pertumbuhan seperti raksasa.
Gerak peristaltik
:
gerak s
ecara otomatis pada alat pencernaan yang mendorong makanan atau
sisa makanan.
Gas
:
suatu zat di atas temperatur kritis pada diagram fase.
Gelombang
:
gelombang yang dapat merambat dalam ruang hampa (vakum).
elektromagnetik
Gerak lurus beraturan
:
gerak
suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dan kelajuannya
tetap.
Gerak lurus berubah
:
gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dan kecepatannya
beraturan
setiap saat berubah secara berurutan (percepatannya tetap).
Heterogen
:
campuran dari beberapa zat tunggal (serba neka).
Homogen
:
zat tunggal yang serba sama.
Hormon
:
getah yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (pada manusia).
Irreversible
:
pe
rubahan ukuran yang tidak bisa kembali ke ukuran semula.
Iris
:
selaput yang berfungsi sebagai diafragma yang mengatur lebar celah mata
(pupil).
Isolator
:
zat yang sulit dilalui kalor.
Insersi
:
ujung tandon yang melekat pada tulang yang bergerak.
Janin (fetus)
:
sebutan untuk embrio yang usianya sudah tiga bulan atau lebih.
Kartilago
:
tulang rawan.
329
IPA SMP/MTs Kelas VIII
kloaka
:
bagian akhir alat pencernaan makanan, tempat bermuaranya saluran
pencernaan, saluran kecing, dan saluran reproduksi; terdapat pada amfibi,
unggas, dan reptil.
Kesetimbangan fase
:
titik di mana terjadi perubahan dari fase cair menjadi fase padat
cair dan padat.
Kesetimbangan fase
:
titik di mana terjadi perubahan dari fase cair menjadi fase gas cair dan uap.
Kalor
:
energi yang diberikan karena perbedaan suhu, atau energi yang ditransfer
dari suatu benda ke benda yang lainnya karena adanya perbedaan suhu.
Kalorimeter
:
alat yang digunakan untuk proses pengukuran kalor.
Kalor jenis
:
banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepas tiap satu kilogram massa,
untuk menaikkan atau menurunkan suhu sebesar satu Kelvin.
Kalor laten
:
besar k
alor yang diserap tiap satuan massa.
Kalor lebur
:
banyaknya kalor yang diperlukan tiap 1 kilogram zat untuk melebut pada titik
leburnya.
Kalor uap (kalor didih) :
banyaknya kalor yang diperlukan tiap 1 kilogram zat untuk menguap pada
titik didi
hnya.
Kapasitas kalor
:
k
emampuan suatu benda dalam menerima atau melepas kalor untuk menaikkan
atau menurunkan suhu benda itu sebesar 1
o
C atau 1 K.
Larutan homogen
:
larutan yang serba sama (molekul zat tersebar merata seluruh zat cair).
Larutan heterogen
:
larutan yang serba neka.
Lakmus
:
zat indikator berasal dari lumut kerak berubah warna biru menjadi merah jika
masuk ke asam, berubah merah menjadi biru jika dalam basa.
Membeku
:
perubahan wujud dari cair menjadi padat.
Mengembun
:
perubahan wujud dari gas menjadi cair.
Menguap
:
pe
rubahan wujud dari cair menjadi uap atau gas.